Jumat 03 Jul 2020 19:36 WIB

Menko PMK: Kami Kejar Angka Kematian Nol

Pemerintah akan memastikan daerah memiliki fasilitas pelayanan kesehatan memadai.

Rep: Haura Hafizhah / Red: Mas Alamil Huda
Menko PMK Muhadjir Effendy (kedua kiri), didampingi wali kota Lhokseumawe Suadi Yahya (kiri) meninjau penerapan protokol penanganan Covid-19 di pasar Inpres Lhokseumawe, Aceh, Kamis (2/7).
Foto: ANTARA/RAHMAD
Menko PMK Muhadjir Effendy (kedua kiri), didampingi wali kota Lhokseumawe Suadi Yahya (kiri) meninjau penerapan protokol penanganan Covid-19 di pasar Inpres Lhokseumawe, Aceh, Kamis (2/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, target utama pemerintah saat ini di tengah pandemi Covid-19 adalah menekan angka kematian atau fatalitas. Salah satunya dengan cara memastikan di setiap daerah terdapat fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai.

"Tingkat fatalitas ini yang paling penting. Kalau bisa sedikit yang terkena Covid-19 tapi kalau pun yang terkena banyak tapi yang meninggal sedikit itu masih bagus. Kami akan mengejar bagaimana supaya angka kematian ini betul-betul nol," katanya saat dihubungi Republika, Jumat (3/7).

Kemudian, Ketua Dewan Pengarah Gugus Tugas Covid-19 ini akan memastikan setiap daerah harus memiliki fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai. Untuk itu, pemerintah pusat sudah langsung memberikan bantuan di antaranya berupa alat tes PCR beserta perlengkapan kesehatan seperti alat pelindung diri (APD).

Muhadjir menambahkan, saat ini banyak kasus kematian Covid-19 akibat disertai penyakit bawaan yang kemudian dipicu dengan keberadaan virus tersebut. Beberapa daerah melaporkan jenis penyakit bawaan yang perlu diwaspadai antara lain diabetes, jantung dan tekanan darah tinggi.

"Virus Covid-19 tidak hanya berisiko pada mereka yang rentan tetapi juga akan dengan mudah menyerang seseorang yang memiliki imunitas rendah. Maka dari itu, kami harus menjaga daya tahan tubuh dan menjalankan protokol kesehatan," kata dia.

Menurutnya, di berbagai pasar tradisional harus dilakukan tes berkala untuk mencegah klaster baru penyebaran Covid-19 apalagi sampai jadi pusat episentrum. Sebab, pasar tradisional merupakan fondasi pertumbuhan ekonomi karena di situ ada 65 juta pelaku UMKM. 

"Saya minta gubernur, bupati dan wali kota supaya memastikan mereka ini jangan sampai usahanya mati karena saya yakin kalau kondisi ini bisa terus kami jaga. Maka, kami bukan hanya akan bisa mengatasi Covid-19 tetapi juga mengembalikan ekonomi kami menjadi lebih baik," kata dia.

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyampaikan data terkini perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia. Pada Jumat (3/7), dilakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 22.281 spesimen.

Dari hasil pemeriksaan tersebut ditemukan 1.301 orang yang terkonfirmasi positif terjangkit Covid-19. Sehingga total kasus kasus positif hingga hari ini mencapai 60.695 orang.

Sedangkan kasus sembuh pada hari ini sebanyak 901 orang dengan total akumulasi kasus sembuh mencapai 27.568 orang. Yurianto menyebut, persentase nasional kasus sembuh saat ini pun yakni sekitar 42 persen.

Sementara kasus meninggal tercatat sebanyak 49 orang dan menjadikan total mencapai 3.036 orang. Yurianto juga menyebut, pemerintah masih melakukan pemantauan terhadap ODP sebanyak 38.767 orang dan PDP sebanyak 13.609 orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement