REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) mengatakan maju tidaknya suatu negara tidak menentukan keberhasilan dalam penanganan Covid-19. JK mencontohkan negara negara maju seperti Inggris dan Amerika justru kewalahan menangani Covid-19. Bahkan, kasus Covid-19 di negara itu lebih banyak dibandingkan Indonesia.
"Jangan lupa, di London ini kasus luar biasa, malah lebih parah London dibandingkan Jakarta, jadi tidak ada ukuran negara berhasil (tangani Covid-19) negara maju atau tidak," ujar JK saat mengikuti web seminar bertajuk 'Kepemimpinan dan Kemanusiaan dalam membangun Bangsa, Senin (6/7).
JK mengatakan, yang menentukan berhasil tidaknya suatu negara menangani Covid-19 adalah kebersamaan antara pemimpin negara dan masyarakat. Ia menerangkan, kebersamaan didapat dari adanya kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin, sementara kepercayaan ada selama kepemimpinan cepat dan tegas.
"Selama tidak ada kebersamaan, selama kepemimpinannya itu tidak cepat dan tegas dalam mengambil langkah dan keputusannya dan tentu juga pengetahuannya, karena kecepatan dan ketegasan tanpa pengetahuan, tanpa memahami masalah juga akan menjadi gagal juga kadang kadang," kata JK.
Karena itu, JK kembali mengingatkan bahwa kepemimpinan yang dibutuhkan saat pandemi Covid-19 adalah kecepatan dan ketegasan. Wakil Presiden dua periode ke-10 dan ke-12 ini menilai, tanpa dua hal itu maka penanganan Covid-19 tidak akan terlalu berhasil. Jika tidak ditangani secara tepat, kata JK, maka dikhawatirkan akan menyebar secara cepat.
"Semua pemimpin yang dapat menyelesaikan kemanusiaan pada situasi yang sulit ini, tanpa kecepatan dan tanpa ketegasan, itu pasti tidak akan terlalu berhasil," kata JK.