REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara (PGN) mulai melebarkan pasar dan bisnis usaha untuk menjawab tantangan zaman. Saat ini PGN sedang melakukan studi untuk ikut bermain di sektor petrokimia.
Direktur Utama PGN, Suko Hartono menjelaskan PGN perlu melakukan inovasi untuk bisa mengembangkan PGN kedepannya. Ia menjelaskan PGN akan masuk ke industri petrokimia sehingga pasokan gas yang ada tidak hanya disalurkan saja, tetapi juga bisa diolah oleh PGN untuk mendapatkan nilai tambah.
"Dengan harga murah ini bukan hanya PGN menjual bahan bakar, kami juga masuk ke portofolio hilir. Kami akan masuk ke industri petrokem. Hari ini gas isa jadi methanol dan DME dan amoniak," ujar Suko di Komisi VII DPR RI, Senin (6/7) malam.
Meski begitu, Suko mengatakan PGN akan masuk ke porthofolio hilir ini tak banyak. Hanya lima sampai 15 persen saja. PGN akan menggaet usaha induk, Pertamina di subholding kilang.
"Ini bisa kerjasama dengan subholding kilang. Dengan ini kami bisa meningkatkan volume dan tau struktur bisnis di hilir. Sala satu inovasi ini masuk ke hilir yaitu di methanol dan DME karena ini bisa menggantikan elpiji," ujar Suko.
Suko mengatakan saat ini PGN sedang melakukan studi atas proyek ini. Harapannya di 2022 mendatang studi ini sudah matang dan PGN bisa segera mengeksekusi proyek ini.
"Hari ini kami sudah kerjakan. Kami lakukan studi sehingga 2022 dan 2023 sudah selesai. Kami manfaatkan harga gas di sumatera selatan di grisik. Ada juga yang dari jatim dan juga yang ada di Kalimantan," ujar Suko.