REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan tantangan dan ancaman kejahatan yang dihadapi TNI dan Polri saat ini semakin berat dan kompleks. Berbagai kejahatan yang menggunakan teknologi canggih dan kejahatan siber lintas negara pun membutuhkan kemampuan antisipasi dan mitigasi yang lebih baik.
Karena itu, Jokowi meminta agar TNI dan Polri tak bekerja dengan cara yang monoton dan kemampuan yang standar untuk menghadapi berbagai perubahan tantangan. Hal ini disampaikan Jokowi saat memberikan pembekalan kepada calon perwira remaja TNI Polri secara virtual, Rabu (8/7).
“Kita tidak bisa lagi berpikir dengan cara biasa-biasa saja, tidak bisa lagi menggunakan cara bekerja yang monoton, tidak bisa lagi dengan kemampuan yang standar-standar saja,” ujar Jokowi.
Presiden mengatakan, perwira TNI Polri harus memiliki sikap mental dan cara kerja yang tak monoton, cerdas dalam beradaptasi dan menghadapi perubahan, serta berpikir inovatif dan lebih cepat dibandingkan negara lain.
Seiring perkembangan zaman, teknologi di bidang militer pun ikut berkembang dengan cepat yang menggabungkan instrumen persenjataan dengan kecerdasan buatan. Bahkan, teknologi otomatisasi dan teknologi sensor yang mengarah pada penginderaan jarak jauh juga semakin canggih.
Begitu juga dengan komputasi kuantum yang juga telah mengarahkan pada sistem senjata yang otonom serta pertahanan siber. Karena itu, ia meminta agar TNI Polri terus berupaya menyiapkan berbagai hal untuk menghadapi tantangan yang terus berkembang itu.
Presiden juga meminta agar TNI dan Polri terus konsisten terhadap ideologi negara Pancasila, NKRI, dan bhinneka tunggal ika. Selain itu, peran TNI dan Polri untuk menjaga persatuan dan semangat persaudaraan juga penting.
“Kita harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada rakyat, kepada bangsa dan kepada negara. TNI dan Polri harus selalu bersatu dalam menghadapi setiap ancaman dan tantangan bangsa ke depan,” kata Jokowi.