Rabu 08 Jul 2020 16:23 WIB

Tepi Barat Catat Lonjakan Kasus Covid-19

82 persen kasus Covid-19 di Tepi Barat terkait dengan pernikahan dan pemakaman

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
Buruh Palestina dari kota Hebron Tepi Barat membawa barang-barang  melintasi pos pemeriksaan Mitar saat melakukan perjalanan untuk bekerja menuju Israel di tengah pandemi virus coronavirus COVID-19, Selasa (5/5). 82 persen kasus Covid-19 di Tepi Barat terkait dengan pernikahan dan pemakaman. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/ABED AL HASHLAMOUN
Buruh Palestina dari kota Hebron Tepi Barat membawa barang-barang melintasi pos pemeriksaan Mitar saat melakukan perjalanan untuk bekerja menuju Israel di tengah pandemi virus coronavirus COVID-19, Selasa (5/5). 82 persen kasus Covid-19 di Tepi Barat terkait dengan pernikahan dan pemakaman. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH — Pada akhir Mei, Otoritas Palestina dilaporkan cukup berhasil mengendalikan penyebaran wabah infeksi Covid-19 di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel. Saat itu, tercatat hanya sekitar 400 kasus infeksi virus yang dikonfirmasi serta dua kematian terkait penyakit ini.

Namun, beberapa waktu terakhir jumlah kasus Covid-19 di Tepi Barat dilaporkan meningkat. Terdapat lebih dari 400 ribu kasus Covid-19 terbaru di wilayah itu, serta ada 15 kematian.

Baca Juga

Pihak berwenang mengatakan lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Tepi Barat saat ini terkait dengan kegiatan masyarakat seperti pernikahan yang membuat adanya pertemuan publik skala besar, serta kurangnya pencegahan yang dilakukan masing-masing individu. Diyakini banyak orang yang mengabaikan aturan untuk tetap mengenakan masker di luar rumah.

Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengatakan bahwa 82 persen kasus di Tepi Barat terkait dengan pernikahan dan pemakaman. Ia menilai pertemuan publik yang besar harus dihentikan segera atau pasukan keamanan terpaksa harus dikerahkan untuk mencegah hal ini.

Pekan lalu, Otoritas Palestina mulai memberlakukan aturan pembatasan lockdown. Seluruh bisnis diminta untuk ditutup dan perjalanan antar wilayah dibatasi. Perintah untuk tetap di rumah berlaku, kecuali ada kepentingan mendesak seperti mencari perawatan medis dan berbelanja kebutuhan pock.

Dilaporkan episentrum wabah Covid-19 terbaru berada di Hebron, kota terbesar di Tepi Barat. Di kota ini, setidaknya 75 persen kasus infeksi virus corona jenis baru yang aktif berada dan lebih dari dua pertiga jumlah kematian berasal.

Menurut Ali Abed, seorang pejabat Kementerian Kesehatan Palestina, pernikahan sering kali diadakan pada bulan-bulan musim panas seperti ini. Banyak warga menyelenggarakan acara dengan mengundang ratusan tamu. Mereka menawarkan makanan yang disajikan dengan gaya prasmanan, serta hiburan berupa tarian dan musik hingga larut malam.

“Orang-orang Hebron bangga dengan tradisi mereka dan mempertahankannya bahkan pada saat-saat berisiko seperti ini,” ujar Abed pada Rabu (8/7).

Wali Kota Hebron Tayseer Abu Snaineh mengatakan terdapat faktor lainnya dalam peningkatan kasus Covid-19 di Tepi Barat. Di antaranya adalah karena banyak pekerja dan pedagang yang sering melakukan perjalanan dari Israel, di mana negara itu juga tercatat lonjakan kasus infeksi virus corona jenis baru dalam beberapa pekan terakhir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement