Kamis 09 Jul 2020 07:53 WIB

Fakta Baru Pelarian Carlos Ghosn

Ghosn terungkap mengirimkan Rp 12 M ke pensiunan militer yang membantunya kabur.

Mantan CEO Nissan, Carlos Ghosn.
Foto: AP
Mantan CEO Nissan, Carlos Ghosn.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara

Mantan pimpinan Nissan Motor, Carlos Ghosn, disebut mengirimkan uang 862.500 dolar AS atau sekira Rp 12,4 miliar kepada perusahaan yang dikelola oleh salah satu dari dua orang yang membantunya melarikan diri dari Jepang ke Lebanon pada tahun lalu, kata Jaksa di AS. Fakta baru itu terungkap setelah dua orang tersebut, Michael Taylor dan putranya Peter Taylor, berusaha menghindari ekstradisi ke Jepang terkait pelarian Ghosn.

Michael Taylor adalah pensiunan pasukan khusus AS yang sempat menjadi spesialis keamanan swasta. Pengacara Taylor mengatakan kliennya ditahan selama lebih dari enam pekan di Norfolk County Correctional Center Massachusetts, AS, di mana 36 narapidana dan staf dinyatakan positif Covid-19.

"Tidak ada risiko penerbangan dan tidak diragukan bahwa ada kondisi di mana mereka dapat dibebaskan," tulis para pengacara, dilansir Reuters, dikutip Kamis (9/7).

Pengadilan Federal Massachusetts menunjukkan bukti transfer yang terjadi pada Oktober tahun lalu. Transferan sebesar 540.000 dolar AS dan 322.500 dolar AS dari rekening bank di Paris ke Promote Fox LLC, sebuah perusahaan yang dikelola oleh Peter Taylor.

Pengadilan belum menyatakan berapa banyak uang yang diterima Taylor sebagai bayaran. Namun jaksa mengatakan itu bukti tambahan bahwa mereka punya sumber daya untuk melarikan diri dan harus tetap ditahan sebagai risiko kemungkinan melarikan diri.

Dalam tuntutan yang dibacakan Selasa (7/7) waktu AS, Hakim AS Donald Cabell menolak upaya Taylor untuk membatalkan surat perintah penangkapan. Pengacara keluarga Taylor menolak mengomentari transfer tersebut.

Ghosn melarikan diri Lebanon pada Desember 2019. Ia sempat ditahan di rumahnya atas tuduhan kejahatan keuangan. Ghosn meninggalkan Jepang dengan menumpang sebuah jet dan bersembunyi di sebuah kotak. Lebanon yang menjadi kampung halaman Ghosn tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Jepang.

photo
Carlos Ghosn - (EPA/Kimimasa Mayama)

Hidup dalam pelarian terbukti berongkos mahal bagi mantan bos Nissan Carlos Ghosn. Uang jaminan 14 juta dolar AS (Rp 192 miliar) di pengadilan Jepang dipastikan hilang percuma karena pelariannya.

Sementara ongkos untuk kabur dari Jepang dan merayakan malam Tahun Baru 2020 di Beirut ditaksir menghabiskan lebih 15 juta dolar AS atau sekitar Rp 206 miliar, demikian mengutip laporan Irish Times.

Biaya tersebut termasuk 350 ribu dolar AS untuk jet pribadi yang membawa Ghosn dari Osaka ke Istanbul dan jutaan dolar lainnya untuk ekstrasi multinegara yang setidaknya membutuhkan 25 orang dalam setengah tahun merencanakan pelarian.

Menurut perkiraan Bloomberg Billionaires Index, arus keluar seperti itu membuat kekayaan Ghosn menyusut hingga 40 persen sejak dia ditangkap lebih dari setahun yang lalu di Bandara Haneda Tokyo. Kekayaannya sekarang diperkirakan sekitar 70 juta dolar AS, turun dari sekitar 120 juta dolar AS pada saat penampilan pengadilan pertamanya setahun yang lalu.

Dengan berapi-api pada konferensi pers 2,5 jam di Beirut bulan Januari 2020, pria 65 tahun itu berulang kali menyatakan tidak bersalah terhadap tuduhan ia meremehkan pendapatannya dan menyerbu sumber daya perusahaan untuk keuntungan pribadi. Ia menuduh jaksa penuntut Jepang, pejabat pemerintah dan eksekutif Nissan Motor berkonspirasi untuk menjatuhkannya, dan bersikeras dia akan membersihkan namanya.

"Saya sudah terbiasa dengan apa yang Anda sebut misi mustahil. Anda dapat mengharapkan saya di minggu-minggu mendatang mengambil inisiatif untuk memberi tahu Anda bagaimana saya akan membersihkan nama saya," katanya dalam menanggapi pertanyaan dari para wartawan yang berkumpul.

Ghosn sempat disebut berencana mempublikasikan kisah penangkapannya, menurut sebuah laporan yang dirilis NHK Jepang. Di Prancis, otoritas setempat menginvestigasi kemungkinan penyalahgunaan uang Renault oleh Ghosn untuk menjadi tuan rumah pesta mewah dan membayar biaya konsultasi.

Mantan eksekutif Nissan dan Renault itu juga setuju membayar satu juta dolar guna menyelesaikan keluhan sipil dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS. Ia gagal mengungkapkan secara tepat potensi pembayaran pensiun, tanpa mengakui atau menyangkal kesalahan.

Pada konferensi persnya, Ghosn mengklaim dia tidak melakukan hal yang tidak diinginkan dalam menyelenggarakan acara di Istana Versailles. Mengenai denda SEC, pengacara Ghosn mengatakan sebelumnya, "Kami sangat senang telah menyelesaikan masalah ini di AS tanpa temuan atau pengakuan kesalahan."

Firma hukum Ghosn di AS, Paul Weiss Rifkind Wharton dan Garrison, menolak mengomentari perkiraan kekayaan yang dilansir Bloomberg atau pada penyelesaian SEC. Pengacara Lebanon Ghosn juga menolak berkomentar.

photo
Mantan CEO Nissan diduga kabur dari Jepang menuju Lebanon dengan bersembunyi di kotak audio. Kotak kemudian dimasukkan ke pesawat pribadi yang sudah menunggu di Bandara Kansai Jepang. - (IHA via AP)

Kasus yang menyeret Ghosn berikut pelariannya dari Jepang telah membuat Nissan kian tersakiti secara reputasi dan finansial. Kapitalisasi pasar Nissan telah turun lebih dari 10 miliar dolar sejak penangkapannya. Nissan bahkan disebut Ghosn kehilangan lebih dari 40 juta dolar AS sehari.

Kerugian itu bertepatan dengan krisis keseluruhan di industri otomotif, yang telah memukul laba, bahkan sebelum krisis akibat Covid-19 dimulai. Namun, Ghosn berpendapat keinginan Nissan untuk mendepaknya telah merusak laba dan nilai pemegang saham.

Bloomberg News juga melaporkan Nissan membelanjakan 200 juta dolar AS untuk pengacara, penyelidik dan detektif swasta selama skandal, sebuah klaim yang dibantah oleh orang dalam. "Angka itu sangat dibesar-besarkan. Anda mungkin perlu mengambil satu nol," satu sumber di dalam Nissan.

Ghosn merupakan keturunan Lebanon dan yang lahir di Brasil dan tercatat sebagai WN Prancis. Ghosn juga pernah dinominasikan sebagai calon presiden Lebanon, meski akhirnya tidak terwujud karena kesibukannya.

Ghosn sempat sangat populer di Jepang. Bahkan ia masuk daftar orang-orang yang diinginkan warga Jepang sebagai pemimpinnya di tahun 2011.

Kiprah Ghosn di dunia otomotif sudah berjalan selama 20 tahun. Kinerjanya di Nisaan bahkan disebut berhasil membawa keluar Nissan dari kebangkrutan.

Ghosn bergabung dengan Nissan pada tahun 1999. Skandal yang melilit Ghosn terjadi setelah paket gaji 7,7 juta euro baginya disetujui pemegang saham pada tahun 2017.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement