REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) masih mencatatkan kinerja yang positif pada kuartal I 2020. Sejak diakuisisi oleh PT Semen Indonesia Tbk pada awal Januari 2019, SMCB mampu mencetak laba secara konsisten.
"Pada kuartal I 2020, perekonomian Indonesia mulai merasakan dampak wabah corona. Namun kami tetap mencatatkan kinerja positif sejak bergabung dengan Semen Indonesia," kata Presiden Direktur SMCB Aulia Mulki Oemar, Kamis (9/7).
Pada tiga bulan pertama tahun ini, SMCB mampu mencatatkan peningkatan volume penjualan semen dan terak sebesar 5,78 persen. Capaian tersebut meningkat menjadi 2,84 juta ton jika dibandingkan periode yang sama di 2019 yang hanya sebesar 2,69 juta ton.
Adapun peningkatan volume penjualan ini berkontribusi pada peningkatan pendapatan perusahaan pada kuartal I 2020 sebesar Rp 2,46 triliun atau naik 4,88 persen dari Rp 2,35 triliun di kuartal I 2019. Sementara laba kotor meningkat 35,70 persen menjadi Rp 666 miliar.
Aulia menambahkan program-program sinergi dan efisiensi yang dilakukan perseroan juga mampu menurunkan beban pokok pendapatan serta beban distribusi dan penjualan. Sehingga Ebitda perusahaam meningkat 47,62 persen menjadi Rp 398 miliar dan pendapatan operasional meningkat 149,45 persen jadi Rp 296 miliar.
"Capaian ini membantu kami membalikkan keadaan dari kerugian kuartal I 2019 menjadi laba sebesar Rp 68 miliar pada kuartal I 2020," tutur Aulia.
Sedangkan sepanjang tahun 2019, volume penjualan semen dan terak SMCB juga meningkat sebesar 4,80 persen menjadi 12,35 juta ton. Peningkatan penjualan tersebut, menurut Aulia, didorong oleh sinergi yang baik antara SMCB dan Semen Indonesia.
Kenaikan volumen ini berkontribusi pada peningkatan pendapatan perseroan sebesar 6,55 persen menjadi sebesar Rp 11,06 triliun pada 2019. Dibandingkan 2018, pendapatan perseroan hanya sebesar Rp 10,38 triliun.
Laba kotor ikut naik 75,56 persen menjadi Rp 2,89 triliun dari Rp1,64 triliun di 2018. Ebitda naik 64,29 persen menjadi Rp 1,78 triliun pada 2019 dari Rp 1,08 triliun pada 2018. "Program-program efisiensi yang kami jalankan sepanjang 2019 mampu meningkatkan laba bersih sebesar Rp 499 miliar," terang Aulia.
Kinerja ini juga diikuti dengan meningkatnya total aset perseroan sebesar 4,82 persen menjadi Rp 19,57 triliun dan ekuitas sebesar 8,83 persen menjadi Rp6,98 triliun. Meskipun liabilitas juga naik sebesar 2,73 persen menjadi Rp 12,59 triliun.