Jumat 10 Jul 2020 17:31 WIB

Pelajaran dari Klaster Covid-19 Secapa AD Bandung

Sebanyak 99 siswa Pusdikom TNI di Cimahi juga positif Covid-19.

Lebih dari 1.200 siswa Secapa AD di Bandung, Jabar, terdeteksi positif Covid-19. Masyarakat di sekitar kawasan Secapa AD akan menjadi tes cepat sebagai upaya deteksi penyebaran Covid-19.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Lebih dari 1.200 siswa Secapa AD di Bandung, Jabar, terdeteksi positif Covid-19. Masyarakat di sekitar kawasan Secapa AD akan menjadi tes cepat sebagai upaya deteksi penyebaran Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati, Arie Lukihardianti, Muhammad Fauzi Ridwan, Antara

Klaster Secapa AD di Bandung, Jabar, merupakan salah satu klaster positif Covid-19 terbesar di Tanah Air. Dari kluster Secapa AD total terdapat 1.262 kasus konfirmasi positif.

Baca Juga

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Berli Hamdani, meminta semua masyarakat tetap waspada terhadap penyebaran Covid-19. Menurutnya, klaster Secapa AD adalah pembelajaran untuk semua lapisan masyarakat.

"Ini pembelajaran buat semua, kalau potensi (Covid-19) ini masih bahaya yang bersifat laten karena belum menemukukan obat dan vaksinnya. Mari kita perangi Covid-19 di Jabar ini dari semua unsur. Tak hanya sipil, tapi semua," ujar Berli kepada wartawan saat Konferensi Pers di Gedung Sate, Jumat (10/7).

Berli mengatakan,telah mengambil berbagai langkah untuk klaster Secapa AD. Gugus Tugas, melakukan monitoring di semua titik yang bisa menimbulkan Covid-19.

"Kami melakukan tes masif dan pro aktif. Tracing dan tracking, kami lakukan," katanya.

Kesimpulannya, kata dia, potensi pertambahan kasus di Jabar saat ini masih besar dan masih berpotensi untuk bertambah di waktu yang akan datang apabila tesnya reaktif. Oleh karena itu, masyarakat harus lebih meningkatkan kewaspadaan, kedisiplinan dan 3M.

"Hindari kerumunan, klaster di Secapa AD sendiri, ini TNI menunjukkan tak lepas kendali dan lepas tangan. TNI mengambil langkah-langkah," katanya.

Bahkan, kata dia, saat awal ada kasus di Secapa AD, TNI langsung melakukan rapid dan tes usap. Kemudian, ada langkah-langkah, bagi yang OTG, dilakukan isolasi mandiri langsung di komplek Secapa AD karena aman dari luar. "Untuk yang ada gejala, langsung dirujuk ke RS Dustira dan RSPAD Gatot Subroto," katanya.

Gugus Tugas Jabar sudah melakukan beberapa hal untuk klaster Secapa. Pertama, Gugus Tugas dari awal sudah terus memantau perkembangan yang terjadi di wilayah atau pun daerah yang berpotensi terjadinya kasus Covid-19.

"Dari pemantauan, kami sudah mengetahui perkembangan yang terjadi di beberapa titik atau timbul terjadi kasus Covid-19. Kami, sudah langsung melakukan langkah-langkah koordinasi dengan pihak terkait," katanya.

Sedangkan untuk industri, kata dia, pihaknya sudah berkoordinasi dengan kawasan industri tersebut. Kemudian, melakukan pemeriksaan rapid maupun swab. "Hingga hari ini, kami sudah memeriksa secara masif di atas 300 ribu tes," katanya.

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, menyampaikan 17 pasien Covid-19 yang masuk dalam kluster Secapa AD dan tengah dirawat di Rumah Sakit Dustira kini dalam kondisi yang semakin membaik.  “Di Secapa AD dari 1.262 kasus konfirmasi positif dan 17 yang dirawat di RS Dustira saat ini kondisi yang dirawat sudah membaik. Sudah tidak ada lagi yang demam, yang panas, kemudian keluhan batuk juga minimal,” jelas Yurianto saat konferensi pers, Jumat (10/7).

Yurianto menjamin, proses karantina dijaga sangat ketat dan sesuai dengan protokol standar internasional yang ditentukan oleh WHO sehingga tak ada orang yang bebas masuk dan keluar dari kompleks karantina. Proses isolasi dan karantina ini dipantau baik oleh Dinkes Provinsi Jawa Barat, Dinkes Kota Bandung, dan juga tim kesehatan Kodam Siliwangi.

“Ini yang kita yakini bahwa kendali terhadap kemungkinan sebaran dari kluster ini sudah bisa kita laksanakan dengan sebaik-baiknya,” kata dia.

Karena itu, ia meminta masyarakat sekitar agar tidak panik dan tetap tenang. Sebab penyebaran dari kluster ini telah dikendalikan dengan baik. “Kita tidak perlu mengkhawatirkan ini dan kita bisa mengendalikannya dengan baik,” ucapnya.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, juga meminta masyarakat tidak terlalu khawatir dengan klaster baru ini. Karena, orang berlatar belakang militer memiliki fisik yang kuat dan disiplin yang tinggi dalam melakukan isolasi.

“Masyarakat jangan terlalu khawatir, kalau satu titik apalagi militer itu lebih disiplin dalam lokalisir karantinanya. Mayoritas OTG, hanya 17 dari seribuan sekian (yang positif). Ini mengindikasikan penyembuhan 14 hari di Secapa AD ini bisa berlangsung dengan cepat,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Jumat (10/7).

Emil mengatakan, yang masuk ke lembaga pendidikan itu adalah orang yang sehat dan kuat secara fisik. "Sembuhnya juga dari pengalaman Sukabumi (Setukpa) itu hampir 100 persen,” katanya.

Beredar informasi penyebaran virus di klaster ini berawal pada 21 Juni lalu, saat sejumlah siswa melaksanakan pesiar (libur). Kemudian, pada 25 Juni, tiga orang siswa dan satu orang PNS perawat KSA Secapa AD berobat di Dustira. Saat melakukan rapid test hasilnya reaktif, setelah dilakukan uji swab hasilnya pun positif.

Dalam info yang beredar di aplikasi pesan di kalangan wartawan tersebut, pada 30 Juni, hasil rapid test terhadap 188 orang adalah reaktif. Pemeriksaan lanjutan dengan metode swab hasilnya 178 positif Covid-19. Kemudian, pada 2 Juli, swab massal siswa dan organik 836, terdapat 669 orang postif Covid-19, hingga 7 Juli diperoleh Data hasil swab 1.200 orang positif Covid-19.

Saat ditanya mengenai hal itu, Emil menyatakan belum bisa mengonfirmasinya secara pasti. “Contoh, di awal-awal kan laporannya 200 yah, maka kami sampaikan kepada masyarakat sesuai informasi. Di hari berikutnya, setelah ada pengumuman dari pusat, diumumkannya 962. Itu kalau ditotal, Dilaporkannya kan sebetulnya dalam tiga hari, totalnya 1.200-an,” paparnya.

Menurut Emil, kalau lihat datanya, misalnya sebelumnya 962, dari Secapa 910 berarti sisanya pola normal. Di luar itu, sebenarnya angka Jabar rata-rata ada di 40 hingga 60 kasus per hari.

"Yang isu (positif lebih dari) 2.000 itu belum dengar laporannya. Tapi, Pak Doni Monardo sudah menyatakan data tidak boleh ditutup-tutupi. Kalau baik bilang baik, kalau buruk bilang buruk, semuanya hadapi bersama sama,” katanya.

Emil mengatakan, ia telah mengintruksikan jajaran Gugus Tugas di tingkat Provinsi Jawa Barat dan Kota Bandung untuk melakukan pelacakan keluarga perwira siswa yang positif. Apalagi, dari setiap siswa, diberikan waktu pesiar (libur) dalam sepekan biasanya sehari.

Terkait kesiapan rumah sakit, menurut Emil, dari 1.200 yang positif itu mayoritas OTG. Karena, hanya 17 yang di RS Dustira.

Sementara, per hari ini, kata dia, keterisian RS di Jawa Barat baru 27 persen. Jadi, masih terkendali. “Ini bukti Covid tidak pilih-pilih, di Amerika Latin Presiden Brazil, Honduras, Bolivia positif (Covid-19). Sebelum obatnya datang, cara melawannya 3 M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak). Itu saja modalnya,” katanya.

Wali Kota Bandung, Oded M Danial, akan menggelar tes cepat bagi warga Hegarmanah yang tinggal dalam satu kawasan dengan Secapa AD. "Insya allah besok, hari Ahad akan swab, baru ada sekitar 28 orang yang sudah kami data. Kami akan terus telusuri dan data wajib melaksanakan pemeriksaan di Balai Kota," ujar Oded kepada wartawan.

Menurut Oded, ia akan terus menelusuri dan mendata agar bisa melaksanakan pemeriksaan. "Insya Allah, Kota Bandung siap untuk melaksanakan arahan dari Gubernur. Sesungguhnya, setelah mendengar informasi ada klaster di lingkungan Hegarmanah ini, saya langsung bergerak menginstruksikan kepada Gugus Tugas Kota Bandung, untuk melakukan rapid, penelusuran kepada warga Cidadap dan di sekitarnya," papar Oded.

Dalam pertemuan antara Gubernur dan Wali Kota hari ini sejumlah rekomendasikan diusulkan. Misalnya kawasan Hegarmanah disarankan memberlakukan PSBM secara ketat. Jalan-jalan masuk akan ditutup, hanya penghuni yang boleh masuk. Gubernur meminta setidaknya pengetatan kawasan berlaku selama 14 hari untuk mencegah kebocoran.

Pengelolaan pandemi di Secapa AD akan dilakukan mandiri oleh TNI AD. Gugus Tugas Jabar akan bekerja di luar kompleks.

Secapa AD juga bukan satu-satunya lembaga pendidikan berasrama militer yang kini tercatat memiliki kasus positif dalam jumlah besar. Wali Kota Cimahi, Ajay M Priatna mengkonfirmasi sebanyak 99 prajurit TNI di Pusat Pendidikan Polisi Militer Angkatan Darat (Pusdikpom) Kota Cimahi terpapar Covid-19 usai melakukan uji usap pada Jumat (3/7) lalu. Ia pun mengaku bergerak cepat melakukan tracing dan yang pernah melakukan kontak erat.

"Prajurit yang positif (Covid-19) sudah karantina mandiri di lingkungan Pusdikpom," ujarnya di Kota Cimahi, Jumat (10/7). Ia mengungkapkan, sejumlah ruas jalan di kawasan markas sudah ditutup.

"Sampai saat ini semua pintu masuk ditutup dan digembok jadi tidak ada yang boleh keluar masuk," katanya. Ia sudah meminta agar semua tempat pendidikan militer di Cimahi untuk melakukan uji usap.

"Di Cimahi kan banyak pusdik, kami khawatir menjadi klaster baru. Sekarang sedang dikoordinasikan dengan semua komandan pusdik melaksanakan swab test," katanya.

Ajay khawatir penyebaran virus corona sampai ke lingkungan masyarakat sebab beberapa prajurit TNI sempat berinteraksi dengan orang lain. Menurutnya, lokasi Pusdikpom berada dekat dengan lingkungan warga.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, 99 prajurit TNI tersebut terdiri dari 74 orang prajurit sedang mengikuti pendidikan Pusdikpom dan sisanya 25 orang prajurit organik.

photo
Masker Tiga Lapis WHO - (Republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement