Jumat 10 Jul 2020 20:04 WIB

14 Tenaga Kesehatan di Jember Positif Covid-19

Tujuh di antaranya sudah dinyatakan sembuh.

Alat PCR. Ilustrasi
Foto: Umarul Faruq/ANTARA FOTO
Alat PCR. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER, JAWA TIMUR -- Sebanyak 14 tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), dan klinik di Kabupaten Jember, Jawa Timur terkonfirmasi positif Covid-19. Tujuh di antaranya sudah dinyatakan sembuh setelah dua kali hasil tes usapnya negatif.

Data Gugus Tugas menyebutkan, selain 14 tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid-19, ada dua pegawai di rumah sakit yang terinfeksi virus corona, yakni satpam dan petugas kebersihan. Belasan tenaga kesehatan dan pegawai rumah sakit tersebut, rentan terpapar virus corona terutama di rumah sakit yang menjadi rujukan Covid-19.

"Memang benar ada tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid-19 yang terdiri dari tiga klaster, yakni dua klaster petugas RS dan klinik, serta satu klaster petugas Dinas Kesehatan dan Puskesmas," kata Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jember Gatot Triyono di Jember, Jumat (10/7).

Dalam klaster petugas RS dan klinik yang pertama, yakni pasien positif ke-65 merupakan petugas radiologis di rumah sakit yang tinggal di Kelurahan Tegalbesar, Kecamatan Kaliwates, kemudian pasien ke-66 adalah petugas kebersihan rumah sakit yang tinggal di Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang.

Selanjutnya, pasien ke-89 adalah satpam rumah sakit yang tinggal di Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang, dan pasien ke-15 adalah tenaga kesehatan di sebuah klinik yang tinggal di Desa Balet Baru, Kecamatan Sukowono.

"Keempat pasien positif dari klaster petugas RS dan klinik pertama itu sudah menjalani perawatan di ruang isolasi rumah sakit dan dinyatakan sembuh, sedangkan petugas juga sudah melakukan tracing kontak eratnya," tuturnya.

Sementara dalam klaster petugas RS dan klinik yang kedua terdapat empat orang perawat rumah sakit dan satu orang tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif. Seorang perawat di rumah sakit, warga Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang terkonfirmasi positif menulari istrinya yang juga perawat, dua anaknya, dan seorang asisten rumah tangga.

Perawat itu memiliki kontak erat dengan rekan kerjanya yang juga tenaga kesehatan yang tinggal di Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang, perawat rumah sakit yang tinggal di Kelurahan Tegalbesar, Kecamatan Kaliwates, dan perawat rumah sakit yang tinggal di Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang yang semuanya dinyatakan positif Covid-19.

"Semua pasien yang terkonfirmasi positif pada klaster petugas RS dan klinik yang kedua itu semuanya masih menjalani perawatan di ruang isolasi rumah sakit dan belum dinyatakan sembuh," katanya.

Untuk klaster petugas Dinkes Jember dan Puskesmas, tercatat lima orang sudah dinyatakan sembuh, yakni tenaga kesehatan yang tinggal di Desa Subo, Kecamatan Pakusari, tenaga kesehatan warga Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Sumbersari, tenaga kesehatan warga Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates, tenaga kesehatan Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, dan tenaga kesehatan Desa Kemuningsari Lor, Kecamatan Panti.

"Sedangkan dua orang tenaga kesehatan berstatus suami istri, warga Kecamatan Puger, masih dirawat di rumah sakit sejak 7 Juli 2020. Tiga orang yang tinggal serumah dengan mereka juga dinyatakan positif Covid-19," katanya.

Jumlah warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 hingga 9 Juli 2020 tercatat 157 orang dengan rincian 66 orang diantaranya dinyatakan sembuh dan lima orang meninggal, sedangkan 82 pasien positif lainnya masih dirawat di ruang isolasi di rumah sakit dan hanya empat orang diisolasi di rumah.

Sementara Direktur RSD dr Soebandi Jember Hendro Soelistijono enggan berkomentar saat dikonfirmasi terkait jumlah perawat dan tenaga kesehatan yang terinfeksi virus corona di rumah sakit rujukan Covid-19 tersebut, bahkan ruang operasi elektif di rumah sakit tersebut terpaksa ditutup sementara, karena perawat di ruang tersebut terkonfirmasi positif Covid-19.

Namun, ia membenarkan pengurangan layanan di ruang operasi, sehingga pihak rumah sakit hanya membuka layanan operasi emergency saja dan tidak melayani operasi elektif.

"Bukan ditutup, tapi mengurangi pelayanan. Sementara melayani operasi emergency saja, sedangkan elektif ditunda. Insya Allah setelah selesai disinfeksi, operasi elektif akan buka kembali," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement