Sabtu 11 Jul 2020 22:00 WIB

Korban Banjir Sigi Butuh Pakaian dan Selimut

Lima rumah warga yang terdampak banjir bandang

Red: Agung Sasongko
Kondisi rumah warga yang terbenam lumpur di Dusun II, Desa Poi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (6/7/2020). Selain lumpur, banjir yang terjadi pada Minggu (5/7/2020) sore akibat hujan deras itu juga membawa material bebatuan dan kayu. Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, namun banjir ketiga kalinya yang terjadi dalam sepekan terakhir di desa itu merusak sejumlah rumah warga.
Foto: ANTARA/BASRI MARZUKI
Kondisi rumah warga yang terbenam lumpur di Dusun II, Desa Poi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (6/7/2020). Selain lumpur, banjir yang terjadi pada Minggu (5/7/2020) sore akibat hujan deras itu juga membawa material bebatuan dan kayu. Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, namun banjir ketiga kalinya yang terjadi dalam sepekan terakhir di desa itu merusak sejumlah rumah warga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Kemanusiaan Global Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sulawesi Tengah mengemukakan parapenyintas bencana banjir di Desa Oloboju, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, sangat membutuhkan bantuan pakaian dan selimut serta obat-obatan termasuk makanan siap saji.

"Dari hasil tinjauan lapangan tim Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sulawesi Tengah, warga setempat sangat membutuhkan pakaian, selimut, obat-obatan, dan makanan siap saji," ucap Humas ACT Sulteng, Chandra,di Sigi, Sabtu (11/7).

Banjir bandang menerjang permukiman warga di Desa Oloboju, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, pada Jumat malam (11/7). Banjir disebabkan tingginya curah hujan selama dua hari yang berdampak pada meluapnya Sungai Wuno.

“Pukul 20.00 Wita kejadian, sekarang kondisi air sungai sudah surut, ini adalah banjir kedua. Situasi malam tadi, warga kalang kabut dan menangis karena rumah-rumah mereka dimasuki air,” kata Ketua RT 1 Desa Oloboju, Deni.

Deni menuturkan, terdapat lima rumah warga yang terdampak banjir bandang pada Jumat malam itu, tiga rumah hanyut, dan dua rumah rusak berat. Akibatnya, 15 jiwa terpaksa harus mengungsi ke rumah kerabat terdekat serta satu orang warga dilarikan ke rumah sakit karena ciderasetelah terseret air.

"Pendataan lebih lanjut masih terus dilakukan oleh pemerintah desa setempat," ujarnya.

Selain rumah, irigasi pertanian jebol karena tak mampu menahan air sungai. Bukan hanya itu, kawasan perkebunan warga seluas lima hektare juga tertimbun pasir dan berlumpur. Akibatnya sebagian petani bawang di desa itu gagal panen.

"Banyak lahan pertanian yang rusak di sini, mulai dari sawah, jagung, bawang, tomat, cokelat dan jeruk," ungkap dia.

Hingga saat ini, kawasan terdampak banjir masih terus diguyur hujan, mulai dari intensitas sedang hingga lebat. Arus sungai di wilayah itu juga masih tampak deras. Untuk itu warga diimbau tetap waspada.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement