Senin 13 Jul 2020 01:17 WIB

Lama di Rumah Saat Pandemi, Anak di Dubai Jadi Sering Sakit

Kekurangan vitamin D membuat anak lebih rentan sakit

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Nur Aini
Anak Sakit/Ilustrasi
Foto: Corbis.com
Anak Sakit/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI — Selama Juni 2020, dokter anak di Dubai menyebut ada peningkatan anak yang sakit dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Berdasarkan informasi, hal itu bukan karena wabah Covid-19, melainkan anak-anak yang terdampak karena lebih sering diam di rumah terkait pembatasan sosial.

“Dalam satu bulan terakhir, ada lonjakan mendadak dalam kasus demam, batuk, pilek, dan diare pada anak-anak. Kunjungan klinik telah meningkat dan begitu pula telekonsultasi,” ujar dokter spesialis anak di Prime Medical Center dan Prime Hospital, Dr Kedar Patnekar seperti dilansir Gulf News, Ahad (12/7).

Baca Juga

Dia menambahkan, lonjakan itu ada hubungannya dengan anak-anak yang kekurangan vitamin D. Terlebih, selama tiga bulan terakhir, anak-anak yang berdiam di rumah hanya mendapat sedikit paparan sinar matahari.

Alasan selanjutnya menurut dia adalah, anak-anak yang mulai keluar pada Juni ini, mendapat paparan terhadap mikroba dan patogen yang lebih besar. Sehingga, kelembaban dan paparan yang dikombinasikan bisa memunculkan gejala pilek dan demam.

‘’Jadi wajar bagi mereka untuk terkena infeksi dan kekebalan yang lebih lemah, karena tingkat vitamin D yang lebih rendah menyebabkan mereka jatuh sakit, ” ujarnya.

Dokter spesialis anak di Rumah Sakit RAK Dr Vishal Mehta memaparkan analisis berbeda dari Dr Kedar Patnekar. Menurutnya, infeksi anak-anak secara keseluruhan mengalami penurunan sejak pandemi ada, dibanding tahun lalu. Namun demikian, dia menambahkan, tetap saja kekebalan anak tidak berkembang karena banyak faktor.

Membahas paparan Covid-19, dia menambahkan, anak-anak memang memiliki faktor pulih yang lebih cepat dari biasanya dan tidak menunjukkan gejala. Hal itu berbeda dengan orang lanjut usia yang mengalami kesulitan pernapasan dan serangan pada jaringan yang sehat.

Tetapi sambungnya, akhir-akhir ini ada laporan tentang anak-anak yang menunjukkan gejala arteri yang meradang, ruam yang mirip dengan penyakit Kawasaki. Walaupun dirinya menyebut hal itu tak terjadi di UEA. 

‘’Kami masih menarik kesimpulan dan pembelajaran. Sementara itu, lebih baik bagi orang tua untuk berhati-hati dalam hal kesehatan anak-anak mereka, ” ujarnya.

Untuk mengurangi dampak terinfeksi dan agar anak bebas dari penyakit lainnya saat ini, beberapa tips dari Dr Kedar Patnekar berikut bisa diterapkan.

— Memberikan anak dosis vitamin D, C secara teratur

— Memberikan anak makanan yang seimbang dan bergizi untuk membangun resistensi yang baik.

— Pastikan ikuti protokol ketat saat pembatasan jarak sosial di tempat umum. Termasuk mencuci tangan teratur.

— Jauhkan anak dari tempat umum yang terlalu ramai, terutama hindari waktu sibuk di pantai.

— Anak dianjurkan untuk diajak ke taman umum saat pagi.

— Jaga agar mereka terhidrasi dengan baik.

— Pastikan Anda mematuhi jadwal vaksinasi tahunan mereka.

— Konsultasikan dengan dokter jika ada gejala batuk, demam atau pilek.

— Ikuti resep obat untuk pemulihan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement