REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kementerian Luar Negeri Turki mengecam keras serangan mematikan angkatan bersenjata Armenia terhadap pasukan Azerbaijan. Dalam bentrokan di perbatasan itu, seorang pasukan Azerbaijan tewas dan empat lainnya terluka.
Pada Senin (13/7), kantor berita Anadolu melaporkan Turki mengatakan tindakan Armenia yang pada faktanya merupakan manifestasi baru dari pemahaman nasionalisme agresif mendorong Azerbaijan. Hal itu mengindikasi agresi tidak akan dibiarkan begitu saja tanpa jawaban.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan tentara Armenia melepaskan tembakan dari posisi yang dikuasai Azerbaijan di barat laut wilayah Tovuz. Kementerian Luar Negeri Turki juga mengungkapkan tindakan-tindakan agresif Armenia lainnya.
Anadolu menjelaskan Armenia sudah lama mengalihkan perhatian dunia dari pendudukan ilegal di wilayah Azerbaijan di Upper Karabakh dan daerah sekitarnya. Masyarakat internasional mengakui Upper Karabakh atau Nagorno-Karabakh bagian dari wilayah Azerbaijan.
Kantor berita Turki menulis sejak 1991 wilayah itu diduduki secara ilegal oleh militer Armenia. Kementerian Luar Negeri Turki meminta Armenia melepaskan 'taktik-taktik berbahaya' dan bertindak masuk akal sesuai hukum.
Turki mengatakan ambisi Armenia yang melebihi kapasitasnya menunjukkan kelemahan negara itu dalam bernalar. Menurut Turki, hal itu menjadi tantangan terbesar dalam stabilitas dan perdamaian di kawasan.
Turki menambahkan masyarakat internasional tidak boleh menerima upaya Armenia menutup-nutupi pendudukan ilegal tersebut. Mereka mengencam keras serangan yang dilakukan pasukan Armenia di Azerbaijan dan mengucapkan belasungkawa pada sekutu tersebut.
Hubungan Armenia-Turki tidak pernah membaik. Setelah Turki mengakui kemerdekaan Armenia pada 1991, kedua negara gagal membangun hubungan diplomatik. Sejak 1993, Turki mendukung Azerbaijan dalam perselisihan Armenia-Azerbaijan di Nagorno-Karabakh.