REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alumni Sekolah Tinggi Manjemen Informatika dan Komputer (STMIK) Nusa Mandiri membuat alat sensor jaga jarak aman.
Ipin Sugiyarto, alumni STMIK Nusa Mandiri tahun 2011, baru-baru ini telah membuat alat yang berfungsi untuk mendeteksi jarak aman seseorang saat di tempat terbuka atau ramai. Hal ini terkait Covid-19 yang saat ini tengah mewabah di Indonesia dan negara-negara lain di dunia.
Ia juga sudah sering membuat alat-alat sensor seperti sensor gempa, sensor tsunami, sensor banjir dan beberap alat lainya. Beberapa alat yang dibuatnya juga sudah ada yang dibeli dan digunakan perusahaan swasta.
Ipin mengatakan alasannya membuat alat ini di latarbelakangi oleh jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 masih cukup tinggi di beberapa daerah. Di sisi lain, pemerintah sudah berencana dan telah melakukan beberapa tahapan untuk ‘New Normal’.
“Saya terinpirasi untuk membuat alat itu karena beberapa daerah di Indonesia masih tinggi kasus terkonfirmasi positif Corona, sedangkan fasilitas umum sedikit demi sedikit sudah mulai dibuka oleh pemerintah. Bahkan sekolah pun secara bertahap akan mulai dibuka,” ujar Ipin dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (13/7).
Ipin menjelaskan, alat sensor ini akan dibuat menjadi kalung dan bersifat mudah dipindahka, dengan jarak sensor mengikuti aturan pemerintah.
“Sistem kerja alat ini adalah indikasi suara akan berbunyi jika pengguna sensor ini bersada di jarak tidak aman atau berdekatan dengan orang lain yang jaraknya kurang dari jarak yang ditentukan pemerintah,” papar Ipin.
Itu terjadi karena komponen yang digunakan dalam sistem alat jaga jarak ini terdiri dari arduino sebagai kendali sistemnya, ultrasound HC-SR04 sebagai sensor akustik untuk membaca jarak dan alarm buzzer sebagai indikator peringatan suara.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, alatnya sudah diuji coba di lingkungan keluarganya. Dan hasilnya sensor ini berjalan dengan baik.
Ipin berharap, semoga nantinya alat sensor yang ini dapat dikembangkan hingga diproduksi masal sehingga dapat membantu setiap orang komitmen untuk menjaga jarak fisik. “Juga, dapat membantu anak-anak sekolah yang secara umum belum dapat berkomitmen serius atas aturan physical distancing (mejaga jarak),” tutup Ipin.