Senin 13 Jul 2020 19:52 WIB

Khofifah Ajak Ormas Perempuan Kembangkan Ketahanan Pangan Nasional

Ormas Perempuan di Jawa Timur diminta kembangkan ketahanan pangan.

Rep: jatimnow.com/ Red: jatimnow.com
.
.

jatimnow.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh ormas perempuan untuk ikut menjaga ketahanan pangan nasional, guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis pangan dunia.

"Mulai lembaga PBB, FAO dan Presiden Joko Widodo sudah mengingatkan terjadinya kemungkinan krisis pangan dunia. Hari ini beberapa negara pengekspor beras sudah menghentikan sementara ekspornya, mereka ingin mengamankan stok pangan untuk negaranya masing-masing," kata Gubernur Khofifah saat menjadi pembicara webinar series Muslimat NU, Senin (13/7).

Gubernur Khofifah menambahkan, upaya untuk menjaga ketahanan pangan nasional bisa dimulai dari rumah masing-masing dan jika dimungkinkan juga bisa mengajak tetangga di lingkungan sekitar.

Di antaranya menanam jenis tanaman mpon-mpon, cabe, tomat dan sayur-sayuran melalui media polybag di pekarangan rumah serta pola hidroponik yang relatif bisa dilakukan di lahan yang tidak terlalu luas.

"Yang harus kita lakukan adalah format-format kemandirian seperti ini, dengan berbasis rumah tangga. Jadi Muslimat NU dan ormas wanita lainnya serta elemen masyarakat secara luas bisa menyiapkan panduan untuk membangun ketahanan pangan di lingkungan masing-masing mulai dari hidroponik sederhana di lingkungan lahan yang terbatas, kemudian polybag, sampai di media vas atau pot yang besar, karena bisa diisi macam-macam tanaman," paparnya.

Dia menyebut, selain menanam sayur-sayuran dan buah-buahan, lahan pekarangan rumah juga bisa dijadikan tempat budidaya berbagai jenis ikan seperti ikan nila, mujair, lele dan udang. Yakni dengan cara membuat kolam kecil atau memanfaatkan media yang sudah ada.

"Saya sudah melihat ternak lele yang dilakukan di dalam tong, seperti di Tulungagung. Kemudian Sabtu lalu, saya diajak memanen udang vaname di kolam edukasi Puspenerbal di Juanda, Sidoarjo," paparnya.

Gubernur Khofifah menyatakan, udang jenis itu memiliki nilai ekonomis paling tinggi di antara jenis budidaya ikan yang dilakukan dalam kolam bundar yang kecil.

"Metodenya cukup sederhana, tapi bisa mendatangkan income yang menjanjikan," tegasnya.

Lebih lanjut gubernur wanita pertama di Jatim ini menyampaikan, budidaya udang vaname sendiri hanya membutuhkan waktu tiga bulan, dengan profit lebih dua kali lipat dari modal yang ditanam.

"Jadi, jika di antara ibu-ibu Muslimat NU dan komunitas ormas perempuan lainnya jika ada yang memiliki lahan yang tidak terlalu luas dan berminat maka bisa dibuat kolam bundar, yang biasa dipakai untuk ikan nila atau lele, silahkan dicoba dengan disebar benur vaname. Itu potensi market-nya luar biasa. Di samping memperoleh penghasilan, kita juga ikut menjaga ketahanan pangan nasional," lanjutnya.

Di akhir sambutannya, Gubernur Khofifah meminta pembahasan-pembahasan pada webinar series ke depan, dapat secara kontinyu membahas tentang bagaimana best practice menjaga ketahanan pangan nasional.

Dicontohkan Gubernur Khofifah, jika pada hari ini membahas budidaya lele maka pada webinar series berikutnya membahas budidaya udang atau ikan gurami, berbagai sayur dan seterusnya. Lalu dilanjutkan dengan praktik, sehingga webiner sekaligus jadi media konsultasi serta bisa jadi inspirasi padat karya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan jatimnow.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab jatimnow.com.
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement