REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah produksi Falcon Pictures mengadaptasi film pendek Cinta Subuh besutan Film Maker Muslim Studios menjadi sinema layar lebar. Salah satu pembuat film pendeknya, Ali Ghifari, telah menuangkan cerita menjadi novel yang diterbitkan oleh Falcon Publishing.
Produser Falcon Pictures, Frederica, menginformasikan bahwa syuting film dijadwalkan berlangsung mulai Agustus 2020. Pengambilan gambar akan dilaksanakan apabila keadaan memungkinkan di tengah pandemi Covid-19, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Kami senang sekali bisa memproduksi film ini. Ceritanya tulus, banyak pesan moral. Ini cerita Muslim yang modern, dengan kemasan emosi yang menarik, juga para pemain yang luar biasa," kata Frederica pada konferensi pers virtual yang disimak di Jakarta, Rabu (15/7).
![photo](https://s.republika.co.id/uploads/images/headline_slide/pasangan-roger-danuarta-cut-meyriska-turut-berperan-di-film-cinta_200715192233-111.jpg)
Film Cinta Subuh dibintangi Dinda Hauw, Rey Mbayang, Roger Danuarta, Cut Meyriska, Dimas Seto, dan Dhini Aminarti. Turut tampil Rano Karno, Indro 'Warkop', Cut Mini, Syakir Daulay, Adibah Khanza, dan Kemal Palevi. Komika Indra Jegel menjadi pemeran sekaligus konsultan komedi.
Sutradara film Cinta Subuh, Indra Gunawan, mengatakan, tim sengaja melibatkan sejumlah pasangan selebritas karena skenario yang sangat mendukung. Sementara, tokoh utama Dinda dan Rey baru menikah pada saat pertengahan proses pembacaan naskah.
Indra melakukan riset terlebih dahulu sebelum terlibat dalam proyek tersebut. Dia banyak mendapat masukan dari penikmat sinema kalangan generasi muda untuk mengadaptasi film pendek Cinta Subuh ke layar lebar. Indra pun menjadi kepo dan membaca novelnya.
![photo](https://s.republika.co.id/uploads/images/headline_slide/pasangan-dimas-seto-dhini-aminarti-turut-berperan-di-film-cinta_200715192030-761.jpg)
Gayung bersambut, Falcon menggandeng Ali Ghifari menjadi penulis skenario film. Ketika Indra terlibat pembicaraan dengan Falcon, rancangan naskah sudah memasuki draf ketiga dan terus dikembangkan. Indra mengaku tertarik dengan jalinan cerita tentang perjuangan cinta anak muda.
Sinema menceritakan pemuda bernama Angga yang menyukai perempuan bernama Ratih. Ratih semula keberatan dengan kebiasaan Angga yang kerap melewatkan sholat Subuh. Angga mengejar cintanya dengan berjuang keras untuk bangun pagi dan menjalankan ibadah sholat Subuh.
"Film ini tidak bicara tentang taaruf atau dakwah yang lebih dalam, tetapi lebih tentang romansa antara Angga dan Ratih. Soal taaruf cuma background, kami ingin membuat film ini terhubung dengan kehidupan kita. Film yang menyenangkan dan adem," ujar Indra.