REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberikan dana hibah pemerintah kepada seluruh warga Israel. Dana ini digelontorkan untuk meredakan kemarahan publik atas buruknya penanganan pemerintah terhadap krisis virus Corona.
Pemerintahan Netanyahu menggelontorkan paket ekonomi senilai 6 miliar shekel atau 1,75 miliar dolar AS. Setiap individu akan mendapatkan bantuan tunai antara 750 shekel (219 dolar AS), hingga 3000 shekel (875 dolar AS) untuk keluarga dengan tiga anak atau lebih.
Dalam pidatonya di televisi, Netanyahu membantah bahwa aksi protes besar-besaran telah mendorong pemerintah untuk mengeluarkan paket ekonomi. Menurutnya, bantuan tunai itu diberikan untuk menggerakkan perekonomian Israel yang terdampak pandemi virus Corona.
"Mengapa kita memberikan uang ini? Kita harus menggerakkan perekonomian. Uang ini akan meningkatkan belanja masyarakat," ujar Netanyahu.
Tingkat pengangguran di Israel melonjak menjadi 21 persen. Pada Sabtu (11/7) lalu, ribuan warga Israel menggelar aksi demo menuntut paket bantuan ekonomi. Kemudian, pada Selasa (14/7), ribuan demonstran kembali menggelar aksinya di luar kediaman Netanyahu. Mereka mendesak agar Netanyahu mundur, karena tidak becus menangani krisis virus Corona.
Israel mencatat hampir 44 ribu kasus infeksi virus Corona dengan 375 kematian. Pada Mei lalu, pemerintah membuka kembali sekolah dan bisnis, serta mencabut pembatasan sosial. Para ahli mengatakan, pemerintah terlalu cepat melonggarkan pembatasan sosial sehingga jumlah kasus infeksi virus Corona melonjak tajam melebihi 1000 per hari.