REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) telah menerbitkan Final Request for Proposal (RfP) kepada calon mitra strategis untuk Bandara Internasional Kualanamu. Melalui final RfP tersebut, AP II mengundang calon mitra strategis untuk mengikuti proses lelang dalam kerja sama pengelolaan operasi dan pengembangan Bandara Kualanamu.
“Nantinya, AP II dan mitra strategis akan menjadi pemegang saham di PT Angkasa Pura Aviasi yang menjadi pengelola Bandara Kualanamu,” kata Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (16/7).
Awaluddin menjelaskan, AP II menguasai 51 persen saham PT Angkasa Pura Aviasi, sementara mitra strategis 49 persen. Dia menuturkan AP II dan mitra strategis akan berperan dalam melakukan investasi, mengembangkan, meningkatkan fasilitas, hingga mengoperasikan serta melakukan pemeliharaan Bandara Internasional Kualanamu dalam jangka waktu 25 tahun.
“AP II tengah mencari mitra strategis untuk bersama-sama memajukan dan mempercepat pengembangan Bandara Internasional Kualanamu,” ujar Awaluddin.
Dia mengatakan AP II mencari mitra strategis berkelas global untuk meningkatkan trafik penerbangan internasional dan berbagi keahlian dalam pengelolaan bandara yang berkelas dunia. Begitu juga dengan pemenuhan kebutuhan pendanaan secara cepat melalui kemitraan strategis.
“Bersama mitra strategis, kami yakin Bandara Kualanamu dapat membangun jaringan penerbangan yang kuat untuk memposisikan sebagai international hub di bagian barat Indonesia dengan berbagai infrastruktur pendukung,” ungkap Awaluddin.
Dengan meggunakan skema kemitraan strategis tersebut, Awaluddin menilai dapat mendatangkan Foreign Direct Investment (FDI) ke Indonesia. Hal tersebut terdiri dari komitmen capital expenditure dan upfront payment dari mitra strategis.
Sementara itu, Direktur Transformasi da Portfolio Strategis AP II Armand Hermawan mengatakan pengumuman preferred bidders akan dilakukan pada 23 Desember 2020. Armand memastikan AP II menjadi pemegang 51 persen saham di PT Angkasa Pura Aviasi.
“Dengan begitu AP II tetap memegang kendali penuh terkait dengan pengembangan dan pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu,” ungkap Armand.