REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sejak awal Maret 2020 melakukan kerja sama dengan Badan Usaha milik Negara (BUMN) terutama di bidang kesehatan. Kolaborasi di antara kedua kementerian ini semakin intensif kala terjadinya pandemi.
"Kerja sama dua kementerian semakin kuat tidak mengenal ego sektoral dan bahkan di awal-awal pandemi kerja sama saling bahu membahu tidak mengenal jam dan hari," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi saat menandatangani nota kesepahaman Kerja Sama diplomasi ekonomi untuk mendukung BUMN go Global di Jakarta melalui konferensi pers virtual, Jumat (17/7).
Adapun kerja sama di bidang kesehatan yang telah dilakukan di antaranya mengenai pengadaan alat pelindung diri (APD), jubah operasi, obat-obatan, dan bahan baku obat. Dua lembaga ini juga bekerja sama dalam pengadaan dan pengembangan vaksin hingga merancang pre clearance medical information atau (PCMI).
"Kolaborasi di masa pandemi menunjukkan kita mampu bekerja sama beyond business as usual dan kita harus menghilangkan sekat-sekat dan jalur-jalur birokrasi dihilangkan agar gerakan kita lebih cepat, untuk membantu percepatan pemulihan ekonomi Indonesia," ujar Retno.
Retno mengatakan Kemenlu akan sepenuhnya mendukung program BUMN go global. "MoU ditandatangani untuk memberikan landasan kuat bagi kerja sama seterusnya," katanya.
Menurutnya pembahasan MoU ini dibahas dengan waktu yang sangat cepat sebagai landasan kerja sama ke depannya. "Kemenlu siap ikhtiar bersama, ini bermanfaat buat kita, terima kasih atas kerja samanya," tukas Menlu.
Menteri BUMN Erick Tohir mengatakan pihaknya mencoba memasarkan produk-produk BUMN yang pada saat ini sudah diakui di banyak negara. Dia mencontohkan hasil dari pada produksi vaksin yang dilakukan oleh Biofarma ataupun dari industri pertahanan sendiri.
"Kita sudah mendapat pengakuan di beberapa negara Asia Tenggara dengan produk-produk kita dan tentunya banyak hal lagi yang memang kita bisa terus tingkatkan tetapi tidak cukup itu juga bahwa BUMN go global. Salah satunya kita ingin juga berpartisipasi memperbaiki rantai pasok yang ada di Indonesia," ujar Erick Thohir dalam kesempatan yang sama.
Dia juga berharap kedua kementerian dapat melakukan akuisisi dengan beberapa perusahaan yang ada di luar negeri. "Pada kurun waktu yang cukup dekat saya dengan Ibu Menlu ingin segera merealisasi hal-hal yang kita sepakati dan Insya Allah ini manfaatnya untuk kita semua, manfaat buat Indonesia, dan sudah saatnya Indonesia juga setara bahkan lebih besar dari negara-negara lain," tutup Erick.