REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Aceh menyatakan peningkatan drastis warga terpapar virus corona di Aceh dalam sepekan terakhir, merupakan hasil tracing tim survelians terhadap kasus-kasus sebelumnya.
"Mengenai kasus yang meningkat di Aceh akhir-akhir ini, tidak lepas dari kasus COVID-19 yang sebelumnya," kata Juru bicara (GTPP) COVID-19 Aceh Saifullah Abdulgani, di Banda Aceh, Jumat (17/7).
Data Dinas Kesehatan Aceh, pada Jumat (17/7), melaporkan bahwa total warga yang terpapar COVID-19 di Tanah Rencong mencapai 145 kasus. Di antaranya, 68 orang telah sembuh, delapan meninggal dunia, dan 69 orang dalam penanganan medis.
Jubir yang akrab disapa SAG itu, menjelaskan bahwa puluhan kasus baru yang terdeteksi itu merupakan hasil tracing tim surveilans terhadap warga yang berkontak dekat dengan para pasien positif COVID-19.
Kata dia, warga berkontak erat adalah mereka yang satu keluarga atau satu kamar serta yang satu ruangan kerja. Sedangkan, kontak sosial ialah setiap orang yang pernah bersentuhan atau berkomunikasi dengan jarak yang begitu dekat.
"Semua mereka dicari, kemudian diambil swab (usap) dan diperiksa dengan metode PCR sehingga ditemukan kasus-kasus baru," katanya.
SAG mencontohkan, di klaster Lhokseukon, Aceh Utara, kasus pertama bermula dari warga yang memiliki riwayat ke daerah terinfeksi di luar Aceh, kemudian hasil tracing selanjutnya ditemukan tujuh kasus baru.
"Untuk klaster (Aspol) IOM, ada tamu datang dari luar Aceh kemudian konfirmasi positif dan meninggal dunia. Kemudian tracing orang sekitarnya dan ditemukan enam kasus baru. Kasus-kasus baru ini merupakan tracing dari tim surveilans," katanya.