REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepergian sastrawan Sapardi Djoko Damono tak hanya meninggalkan banyak karya berpengaruh bagi dunia sastra Indonesia. Sosok Sapardi yang bersahaja juga meninggalkan teladan yang baik untuk ditiru oleh generasi muda.
Sastrawan Ahmadun Yosi Herfanda mengatakan setidaknya ada dua hal dari sosok almarhum Sapardi yang dapat menjadi inspirasi generasi muda. Salah satunya adalah sikap sederhana dalam hidup.
"Kesederhanaannya luar biasa. Sangat sederhana orangnya," ujar Ahmadun saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (19/7).
Meski memiliki nama besar di dunia sastra, Sapardi merupakan sosok yang mudah untuk diajak bicara. Sapardi juga tak segan untuk menolong orang lain.
Ahmadun mengatakan pernah menghadiri kongres Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) di Malang tanpa memiliki perisapan dan dana yang memadai. Mengetahui kesulitan Ahmadun, Sapardi tak segan untuk memberikannya bantuan untuknya.
Hal kedua dari sosok Sapardi yang patut diteladani oleh generasi muda adalah semangatnya dalam berkarya. Hingga masa-masa akhir hidupnya, Sapardi tetap menjadi sosok sastrawan yang produktif untuk menghasilkan karya.
Ahmadun menyebut Sapardi tak hanya berkarya dalam bentuk tulisan. Ketika sedang tak menulis, Sapardi gemar untuk melukis. Sapardi seakan tak mau membuang waktunya tanpa menghasilkan karya.
"Seakan-akan tak mau waktunya terbuang sia-sia, beliau berkarya terus. Teladan yang bagus ya untuk anak muda," kata Ahmadun.
Ahmadun sendiri telah mengagumi sosok Sapardi sejak dia masih berstatus mahasiswa. Ahmadun mengaku banyak belajar dari karya-karya Sapardi. Oleh karena itu, Ahmadun merasa sangat kehilangan, bahkan tak mampu menahan tangis ketika mengenang sosok Sapardi.
"Beliau adalah seorang guru yang patut diteladani, dan saya kira sulit saya menemukan orang seperti beliau," ujar Ahmadun sambil menahan tangis.