Jumat 24 Jul 2020 04:26 WIB

Setiap Bulan Ada 129 Miliar Limbah Masker Selama Pandemi

Sampah masker yang dibuang sembarangan menjadi permasalahan baru.

Rep: Eva Rianti/ Red: Karta Raharja Ucu
Masker wajah yang dibuang di jalan raya di Roma, Italia, (26/5). Menurut laporan media, ahli lingkungan memperingatkan bahwa masker dan sarung tangan sekali pakai yang digunakan untuk mencegah penyebaran penyakit coronavirus adalah polutan tambahan yang mengancam lingkungan
Foto: EPA-EFE / GIUSEPPE LAMI
Masker wajah yang dibuang di jalan raya di Roma, Italia, (26/5). Menurut laporan media, ahli lingkungan memperingatkan bahwa masker dan sarung tangan sekali pakai yang digunakan untuk mencegah penyebaran penyakit coronavirus adalah polutan tambahan yang mengancam lingkungan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meningkatnya penggunaan masker yang seolah menjadi barang primer setiap orang selama pandemi Covid-19, menimbulkan ancaman baru, baik untuk lingkungan maupun untuk kesehatan masyarakat. Lonjakan penggunaan masker menciptakan permasalahan, yakni peningkatan jumlah limbah plastik sekali pakai.

Menurut beberapa perkiraan, secara global, ada 129 miliar masker wajah dan 65 miliar sarung tangan plastik di setiap bulan. Terlebih, sampah masker yang melimpah akan menjadi lebih bermasalah jika dibuang secara sembarangan.

Worldwide Wildlife Fund (WWF) melaporkan kekhawatiran tentang pembuangan sampah masker yang salah, dengan mengatakan: “Jika hanya 1 persen dari masker yang dibuang secara tidak benar, ini akan menghasilkan 10 juta masker per bulan yang tersebar di lingkungan. Menimbang bahwa berat masing-masing masker adalah sekitar 4 gram, ini akan memerlukan dispersi lebih dari 40 ribu kilogram plastik di alam."

Head of Clean Seas, Dr Laura Foster mengatakan, tempat terbaik untuk masker sekali pakai adalah tempat sampah, bukan sembarangan di tempat publik, seperti trotoar, taman, dan tempat umum lainnya. “Jika Anda memilih untuk pakai masker sekali pakai, sesuai dengan petunjuk pemerintah dan WHO, maka pastikan untuk membuang masker dengan benar, dengan melemparkannya ke tempat sampah,” katanya, seperti dikutip dari The Independent.

Pakar lingkungan mengatakan, masker sekali pakai akan menemukan jalan menuju ke sungai, lautan, atau berakhir mengisi lebih banyak tempat pembuangan sampah. Karena itu setiap individu sebaiknya menghindari masker plastik sekali pakai jika memungkinkan.

Melihat fenomena itu, Amanda Keetley, pendiri Less Plastic berpandangan, seharusnya tidak ada orang yang membeli masker sekali pakai. “Tidak ada cara yang aman untuk membuang masker wajah sekali pakai,” ujarnya.

“Apa pun yang secara khusus diciptakan untuk digunakan hanya sekali dan kemudian dibuang, akan berakhir di tempat pembuangan sampah, atau melarikan diri ke alam karena infrastruktur limbah tidak dapat mengatasi volume yang dihasilkan,” lanjutnya. 

Keetley menambahkan, pilihan terbaik adalah menggunakan masker wajah yang dapat digunakan kembali dan dicuci berulang-ulang, terkecuali berada dalam situasi medis. Sementara itu, Dan Mike Bilodeau, Direktur Regional PlasticOceans untuk Eropa berpendapat, masker seharusnya bisa dimodifikasi sedemikian rupa dengan adanya elemen plastik yang dapat didaur ulang dan digunakan kembali sehingga membuatnya lebih ramah lingkungan dalam jangka panjang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement