Selasa 28 Jul 2020 06:30 WIB

Dampak Pertikaian AS-China Bisa Melebar

China telah menutup Kedubes AS di Chengdu.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Pada 16 September 2018, bendera Amerika ditampilkan bersama dengan bendera Cina di atas becak di Beijing. Pada hari Jumat, 24 Juli 2020, Cina telah memerintahkan Amerika Serikat untuk menutup konsulatnya di kota Chengdu bagian barat dalam konflik diplomatik yang semakin sengit. Perintah itu mengikuti penutupan AS dari konsulat China di Houston.
Foto: AP / Andy Wong
Pada 16 September 2018, bendera Amerika ditampilkan bersama dengan bendera Cina di atas becak di Beijing. Pada hari Jumat, 24 Juli 2020, Cina telah memerintahkan Amerika Serikat untuk menutup konsulatnya di kota Chengdu bagian barat dalam konflik diplomatik yang semakin sengit. Perintah itu mengikuti penutupan AS dari konsulat China di Houston.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perang dingin antara China dan Amerika Serikat (AS) memasuki babak baru. Beijing telah menutup konsulat AS di Chengdu pada Senin (27/7). Itu merupakan aksi balasan karena Washington menutup konsulat China di Houston pekan lalu.

Kedua negara saling mengancam bahwa penutupan kantor misi diplomatik dapat berlanjut. Seperti diketahui hubungan China-AS masih memiliki kecenderungan memburuk. Hal itu berdampak luas, terutama dalam bidang perdagangan, teknologi, dan keamanan. Dunia pun dapat terimbas efeknya.

Baca Juga

Dalam bidang perdagangan, AS dan China telah sama-sama mengalami kerugian besar akibat perang tarif yang pecah pada 2018. Komoditas impor dari masing-masing pihak dikenakan tarif ratusan miliar dolar AS.

Kendati komoditasnya telah dibidik dengan tarif selangit, AS tetap menjadi pasar ekspor terbesar China. Sementara China merupakan pasar nomor tiga bagi para eksportir Amerika. Pembelian barang pertanian, semikonduktor, dan barang-barang pertanian AS lainnya oleh China menurun 11,4 persen tahun lalu. Namun nilainya masih melampaui 100 miliar dolar AS.