Kamis 30 Jul 2020 09:44 WIB

Anies Ingatkan Masyarakat Sekarang Dunia Hadapi Wabah Global

Gubernur apresiasi keluarnya Fatwa MUI Nomor 36 Tahun 2020 tentang Sholat Idul Adha.

Rep: Ratih Widihastuti Ayu Hanifah/ Red: Erik Purnama Putra
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.
Foto: Dok Bakti Mulya 400
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI menyosialisasikan kepada masyarakat tentang pelaksanaan Hari Raya Idul Adha pada masa pandemi Covid-19 agar tetap mematuhi protokol kesehatan. Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, menuturkan, masyarakat hendaknya senantiasa khidmat dalam melakukan perayaan Idul Kurban.

Anies mengakui, pelaksanaan Hari Raya Idul Adha tahun ini berbeda dibandingkan tahun sebelumnya gara-gara pandemi Covid-19. "Di tahun-tahun sebelumnya, kita mengikuti satu protokol saja yaitu protokol syariat. Tata cara pemotongan yang sesuai dengan syariat Islam. Tahun ini ditambah dengan protokol kesehatan," kata Anies dalam webinar bertema 'Shalat Idul Adha dan Kurban di Masa Pandemi' yang berlangsung di Jakarta pada Rabu (29/7).

Anies menuturkan, semua masyarakat harus menyadari saat ini dunia sedang dalam kondisi wabah global. Dalam wabah global, kata dia, mengharuskan semua lapisan masyarakat untuk bisa saling menjaga. Sementara, masyarakat tetap wajib menjalankan dan mengamalkan semua yang terkait dengan ibadah kurban. "Nah, ibadah kurbaan ini di sisi lain ini adalah kesempatan untuk memastikan bahwa saudara-saudara kita yang berhak untuk menerima daging kurban, menerima dan semuanya melewati tanggung jawab untuk melaksanakan kurban dalam keadaan sehat dan aman. Sebelum pelaksanaannya sehat, sesudah pelaksanaannya sehat dan aman," kata Anies.

Anies menjelaskan, semua pihak harus menaati protokol kesehatan ketika ingin memotong hewan kurban. Menurut Anies, ada harapan sekali bahwa di dalam pelaksanaan Qurban nanti, semua ketentuan dilaksanakan dengan disiplin. Pertama, pemotongan hewan kurban dihadiri oleh panitia kurban saja yang dibatasi jumlahnya dan jangan sampai ada kerumunan yang bisa menimbulkan potensi penularan Covid-10. Pun kepada semua yang bertugas, harus menggunakan masker dan jaga jarak.

Kedua, Anies menuturkan saat masyarakat membeli hewan kurban, sebisa mungkin dilakukan dengan berjarak. Berjarak itu artinya menitipkan kepada panitia untuk mencarikan, atau membeli secara daring. Tujuannya adalah mengurangi potensi interaksi. Ketiga, kepada panitia dan seluruh lapisan masyarakat agar tidak berisiko melihat ke lokasi pemotongan.

"Yang jangan dilokasi itu mereka, yaitu anak-anak, masyarakat berusia lanjut, lalu orang-orang yang memiliki penyakit bawaan. Dianjurkan dan kalau bisa diharuskan untuk tidak berada di lokasi pemotongan agar mereka-mereka yang berisiko bisa diselamatkan," ucap Anies.

Tidak lupa, Anies juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Majelis Ulama Indonesia DKI Jakarta yang telah mengeluarkan Fatwa tentang sholat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban saat pandemi Covid-19. Fatwa MUI Nomor 36 Tahun 2020 ini harus dijadikan sebagai rujukan kepada semua masyarakat, karena Jakarta masih merupakan salah satu tempat banyak ditemukan kasus positif Covid-19.

"Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan juga tentang apa yang kita kerjakan di Jakarta. Setiap hari kita mendengarkan laporan ada kasus baru di Jakarta. Hari ini angkanya juga agak besar yaitu di atas 400. Ini nanti akan diumumkan sore ini jumlah persisnya itu akan ada 584 kasus baru, maka harus berhati-hati," kata Anies.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement