Sabtu 01 Aug 2020 08:07 WIB

Pemkab Banjarnegara Minta Desa Siapkan Penampungan Air

Penampungan air bertujuan mempercepat proses pendistribusian air bersih saat kemarau

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Warga Dusun Kebon Taman, Desa Kalikayen, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang memanfaatkan sisa air sungai yang telah menering untuk mencuci pakian, Selasa (25/6). Penampungan air bertujuan mempercepat proses pendistribusian air bersih saat kemarau. Ilustrasi.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Warga Dusun Kebon Taman, Desa Kalikayen, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang memanfaatkan sisa air sungai yang telah menering untuk mencuci pakian, Selasa (25/6). Penampungan air bertujuan mempercepat proses pendistribusian air bersih saat kemarau. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA - Pemerintah Kabupaten Banjarnegara meminta desa yang rawan kekeringan untuk menyiapkan tempat penampungan air guna. Penampungan air bertujuan mempercepat proses pendistribusian air bersih.

"Desa-desa yang rawan kekeringan diminta untuk menyiapkan tempat penampungan air sehingga jika terjadi kekeringan akan mempermudah petugas dalam proses distribusi air bersih," kata Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Aris Sudaryanto di Banjarnegara, Jumat.

Baca Juga

Nantinya petugas distribusi akan menempatkan air bersih di tempat penampungan tersebut sehingga warga sekitar bisa datang untuk mengambil air bersih. "Hal ini akan mempercepat proses distribusi air bersih di desa-desa yang menjadi sasaran," katanya.

Aris menuturkan pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah kepala desa dan telah diperoleh kesepakatan terkait pendirian tempat penampungan air. "Kami telah menggelar rapat koordinasi yang dihadiri para kepala desa dan pihak terkait lainnya dalam rangka mitigasi bencana kekeringan menjelang puncak musim kemarau," jelasnya.

Menurutnya BPBD terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi puncak musim kemarau. "BPBD Banjarnegara terus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi puncak musim kemarau dengan melakukan berbagai upaya mitigasi yang diperlukan dan kami juga mengajak peran aktif masyarakat," kata Aris.

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie menambahkan puncak musim kemarau diprakirakan terjadi pada Agustus 2020 sehingga curah hujan terus menurun. Untuk itu dia mengimbau kepada seluruh masyarakat di wilayah setempat mewaspadai puncak musim kemarau guna mengantisipasi bencana kekeringan. Terutama di wilayah yang selama ini rawan terjadinya krisis air.

"Waspadai kekeringan, waspadai krisis air bersih, dan kemungkinan kebakaran lahan sehingga masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas membakar sampah atau ranting di musim kemarau," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement