REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengeklaim upaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggenjot produktivitas, baik sebelum maupun saat pandemi Covid-19, berbuah manis. Edhy menyebut ekspor hasil perikanan di semester I 2020 mencapai 2,4 miliar dolar AS atau naik 6,9 persen dibanding periode serupa tahun lalu. Hal ini Edhy sampaikan saat webinar Standar Bahan Baku Unit Pengolahan Ikan di Jakarta, Selasa (4/8).
"Di semester I 2020 terjadi peningkatan nilai ekspor sebesar 6,9 persen dibanding semester serupa tahun lalu. Kita optimistis dan yakin di tengah pandemi ini ekspor produk perikanan akan terus meningkat," ujar Edhy dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (4/8).
Edhy mengatakan total volume ekspor dalam kurun waktu enam bulan tersebut sebanyak 596 ribu ton, sedangkan periode serupa tahun lalu 528 ribu ton atau 2,25 miliar dolar AS. Edhy memerinci komoditas paling diminati meliputi udang, tuna-cakalang, cumi-sotong-gurita, rajungan-kepiting, dan rumput laut. Sedangkan pasar paling tinggi nilai penyerapan produk utama perikanan Indonesia adalah Amerika Serikat (AS), China, Jepang, Asia Tenggara, dan Uni Eropa.
Dengan naiknya nilai dan volume ekspor hasil perikanan di Semester I 2020, kata Edhy, neraca hasil perikanan mengalami surplus 2,2 miliar dolar AS atau naik 8,3 persen. Saat yang bersamaan, nilai impor justru turun 5,9 persen atau setara 0,2 miliar dolar AS.
Edhy menjelaskan kunci sukses hasil perikanan diminati pasar dunia adalah mutunya yang terjaga sehingga produk yang dihasilkan memenuhi standar dan berdaya saing. Dia mendorong pelaku usaha perikanan Indonesia mengedepankan mutu produk yang dihasilkan.
"Saya tekankan kembali, bahan baku bagi Unit Pengolahan Ikan yang terstandar merupakan kunci utama untuk dapat menghasilkan produk perikanan aman, bermutu, dan berdaya saing," ungkap Edhy.
Upaya lain yang dilakukan KKP untuk mendorong majunya industri perikanan Indonesia, termasuk di dalamnya upaya meningkatkan nilai dan volume ekspor adalah dengan memberikan kemudahan logistik. Menurut Edhy, kelancaran logistik sangat diperlukan guna memenuhi kebutuhan bahan baku industri. Langkah penting lainnya, sambung Edhy, yakni membangun sistem bisnis perikanan yang terintegrasi.
"Membangun industri pengolahan yang mandiri dan berdaya saing untuk kemajuan ekonomi diperlukan pengelolaan rantai pasok yang terintegrasi dari hulu sampai hilir," ucap Edhy.