Selasa 04 Aug 2020 14:46 WIB

Realisasi KUR Sektor Kelautan dan Perikanan Capai Rp 1,8 T

Realisasi KUR untuk sektor perikanan mencapai Rp 1,8 triliun untuk 56.858 penerima

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Seorang nelayan menjalin gulungan jaring buatan Thailand yang baru dibeli di Bagansiapiapi, Rokan Hilir, Riau, Senin (3/8/2020). Direktur Usaha dan Investasi, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Catur Sarwanto mengatakan pemerintah memberikan perlakuan khusus bagi calon penerima program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor kelautan dan perikanan yang terdampak pandemi Covid-19.
Foto: ANTARA /Aswaddy Hamid
Seorang nelayan menjalin gulungan jaring buatan Thailand yang baru dibeli di Bagansiapiapi, Rokan Hilir, Riau, Senin (3/8/2020). Direktur Usaha dan Investasi, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Catur Sarwanto mengatakan pemerintah memberikan perlakuan khusus bagi calon penerima program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor kelautan dan perikanan yang terdampak pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Usaha dan Investasi, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Catur Sarwanto mengatakan pemerintah memberikan perlakuan khusus bagi calon penerima program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor kelautan dan perikanan yang terdampak pandemi Covid-19. Realisasi KUR untuk sektor perikanan mencapai Rp 1,8 triliun untuk 56.858 penerima hingga semester 1 2020. 

Kata Catur, bentuk perlakuan khusus ini di antaranya relaksasi pemenuhan persyaratan administrasi dalam proses pengajuan KUR. Administrasi tersebut meliputi Nomor Induk Berusaha (NIB) atau surat keterangan usaha mikro dan kecil yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang dan atau surat keterangan yang dipersamakan lainnya, NPWP, dokumen agunan tambahan, dan atau dokumen administrasi lainnya. 

"Masyarakat yang ingin memanfaatkan dana KUR, bisa mendaftar dengan mengakses laman https://bit.ly/aksesmodal_KKP. Terbuka untuk siapa pun," ujar Catur dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (4/8).

Catur menyebut realisasi KUR untuk sektor perikanan mencapai Rp 1,8 triliun untuk 56.858 penerima hingga semester 1 2020. Catur menilai para pelaku usaha di sektor kelautan dan perikanan mulai merasakan manfaat program KUR. Ia berharap dukungan modal dari pemerintah bisa menjadi pendorong kegiatan usaha tetap bergerak atau bahkan meningkat di masa pandemi. 

Catur mencontohkan 42 nelayan di Biak Numfor, Papua, yang telah menerima pencairan KUR sebesar Rp 2,1 miliar dari BNI pada Mei 2020. Pencairan tersebut merupakan langkah awal yang dilakukan BNI untuk para nelayan binaan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Biak bersama pemerintah daerah. 

"Bantuan modal ini memberikan dorongan semangat bagi kami nelayan Biak," ucap salah satu nelayan penerima KUR Matius Rumbiak.

Kepala Dinas Perikanan Biak Numfor Effendi Igirisa menyampaikan realisasi KUR kepada sejumlah nelayan menjadi salah satu keberhasilan program SKPT Biak. Melalui program tersebut, dia berharap masyarakat nelayan bisa semakin sejahtera. Terlebih dana KUR ini digunakan untuk pembelian kapal dan mesin berukuran 3 GT agar mereka mampu menangkap ikan sejauh 10 mil sekaligus meningkatkan hasil tangkapannya.

"Dengan kapal tersebut, nelayan bisa menangkap ikan hingga 100 kg persekali melaut," ujar Effendi.

Tak hanya itu, Effendi memastikan pihaknya terus mengawal dan mendampingi para nelayan dengan membuat model kemitraan antara penerima KUR, dengan Koperasi Karper dan Integrated Cold Storage (ICS), yang mana hasil tangkapan ikan nelayan langsung disetorkan ke ICS di PPI Fandoi yang merupakan kawasan SKPT Biak. Selanjutnya, hasil penjualan disetor manajerial ICS kepada pihak Bank. Sistem ini pun sudah berlangsung sejak Juni 2020 dan berhasil meringankan nelayan dalam membayar angsuran. 

"Saya siap mendampingi dan mengawal nelayan untuk bisa memanfaatkan KUR secara bertanggung jawab," sambung Effendi.

Kepala Kampung Pasi di Kepulauan Padaido yang juga berprofesi sebagai nelayan, Simon Ishak Rumakew mengatakan pendapatan nelayan kini meningkat 3 kali lipat, dari yang semula Rp 1 juta kini menjadi Rp 3 juta per sekali melaut setelah mengikuti model kemitraan dengan ICS dan merasakan bantuan modal KUR.  

"Adanya program KUR ini menjadi berkah bagi masyarakat pesisir di Kepulauan Padaido," ungkap Simon.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement