REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha nasional Sandiaga Uno mengajak para entepreneur muda untuk menjadi pemenang pasca-pandemi Covid-19. Maka untuk bisa menjadi pemenang, tentunya, kata Sandiaga, harus menjadi pemain bukan sekedar penonton dalam konstestasi ekonomi pasca-pandemi Covid-19.
Menurutnya, memang saat ini perekonomian tengah sulit. Namun, kata dia, harusnya kondisi ini tak menjadi halangan untuk menjadi pengusaha sukses.
"Saya sendiri jadi pengusaha itu tanpa persiapan, saya lahir di tahun 69 dan memiliki cita-cita menjadi karyawan dan itu tercapai. Namun pada tahun 97-98 diterjang krisis dan kena PHK tapi dari sana saya merintis bisnis sampai seperti sekarang," ujar Sandiaga dalam diskusi online dengan tema "Membangun Ekonomi Umat Ditengah Pandemi" dalam acara Indonesia Young Entepreneur Summit (IYES), Goes to Campus 2020, Selasa (4/8).
Politikus Partai Gerindra itu juga berpesan, jika perekonomian Indonesia ingin menjadi pemenang atau jadi tuan rumah pasca-pandemi, maka produk-produk lokal harus memperbesar kontribusinya, terutama pada E-commerce. Maka, hal ini juga dapat menjadi peluang besar untuk para entepreneur muda untuk mengembangkan usahanya. Mengingat topografi ekonomi Indonesia ini didominasi oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Namun, kata Sandiaga, hanya 3 dari 10 orang Indonesia yang menjadi pengusaha. Berarti masih banyak yang belum naik kelas. Padahal, menurutnya, populasi online Indonesia terbesar ke-6 di dunia dan pasar e-commerce-nya terbesar se-ASEAN. Sayangnya, kalau lihat pasar e-commerce Indonesia, barang-barang yang mendominasi bukan produk lokal.
"Berarti kita punya PR besar kalau kita ingin pulihkan ekonomi Indonesia, maka kita harus perbanyak produk-produk lokal kita di pasar e-commerce. Jadi perbanyak produk lokal di e-commerce," tegas Sandiaga.
Sementara itu Ketua Kadin Kabupaten Sumenep, Hairul Anwar mengakui, banyak dunia usaha di daerahnya yang terkena dampak pandemi Covid-19, terutama sektor pariwisata. Karena memang sektor ini sangat rentan terkena dampak, khususnya bagi pariwisata yang tertutup karena memang tidak diperbolehkan beroperasi selama pandemi Covid-19.
"Tapi memang dengan adanya pandemi ini justru ada sektor-sektor lain yang memang harus dikeluarkan oleh kita, terutama dari produk-produk kesehatan, agrobisnis. Jadi ada yang berpotensi menguat di tengah pandemi," tutur Hairul Anwar.