REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut, Lebanon, sementara ini memastikan warga negara Indonesia (WNI) dalam kondisi yang aman. Kepala Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya di KBRI Lebanon Basyiruddin Hidayat mengabarkan, tak ada catatan korban jiwa, maupun luka-luka yang dialami WNI dalam insiden ledakan besar yang terjadi di ibu kota negara tersebut.
“Alhamdulillah, sejauh pantauan dan pendataan sampai dengan pukul 21 waktu di sini (Lebanon), semua WNI dalam kondisi yang aman. Belum ada yang melaporkan adanya korban,” kata Basyiruddin, saat dihubungi Republika, dari Jakarta, Rabu (5/8) dini hari. Namun KBRI, kata Basyiruddin, akan terus memantau, dan memperbarui setiap perkembangan yang terjadi, terkait perlindungan WNI di Lebanon, pascaledakan.
“KBRI telah mengimbau melalui jalur-jalur komunikasi, melalui WAG (WhatsApp), dan simpul-simpul WNI untuk segera melapor apabila dalam situasi tidak aman, ataupun yang membutuhkan pertolongan,” kata Basyiruddin. KBRI, pun kata dia, meminta agar WNI di Lebanon, tetap berhati-hati, dan waspada menghadapi situasi pascaledakan besar yang mengguncang Beirut, Selasa (4/8) waktu setempat.
Ledakan besar menghantam Ibu Kota Lebanon, Beirut, pada Selasa (4/8) sore waktu setempat. Pemberitaan internasional, sampai Rabu (5/8) subuh mengabarkan ledakan besar yang terjadi di Pelabuhan Beirut itu, sudah memakan korban jiwa tak kurang dari 50-an orang. Aljazirah melaporkan, sekitar tiga ribuan warga mengalami luka-luka akibat ledakan. Namun pemerintah setempat, belum mengumumkan apa yang menjadi penyebab ledakan.
Dari sejumlah pemberitaan visual, menampilkan kondisi Beirut yang luluhlantak setelah ledakan terjadi. Atap-atap rumah, dan bangunan apartemen berantakan dalam radius yang luas dari sekitar sumber ledakan. Beberapa bangunan tinggi, tampak roboh. Kendaraan-kendaraan roda empat terlempar jauh keluar lintasan, mendarat dalam kondisi terguling, dan remuk. Saluran pemberitaan internasional, SkyNews melaporkan kondisi puluhan orang terluka yang membutuhkan pertolongan, dan perawatan medis yang mendesak.
The Guardian mengabarkan, suara ledakan, terdengar sampai ke Siprus. Basyiruddin melanjutkan, KBRI Lebanon yang berada di Kota Baabda, di tenggara Beirut, pun mendengarkan suara yang keras saat ledakan terjadi. “Kantor KBRI kita itu, jaraknya sektiar 8,6 kilo meter dari Beirut. Itu terdengar sekali suara ledakannya,” ujar Basyiruddin. Kata dia, ledakan terjadi sekitar sore, pukul 18:04 waktu setempat. Ledakan juga mengguncang bangunan apartemen di sekitar KBRI tempat staf diplomatik Indonesia bermukim.
“Seperti gempa. Dinding, jendela-jendala kaca, itu bergetar keras sekali,” terang Basyiruddin. Namun kata Basyiruddin, suara dan guncangan keras dari ledakan tersebut, tak membuat bangunan di Baabda rusak. “Alhamdulillah, kantor KBRI kita pun tidak ada yang rusak,” sambung Basyiruddin.
KBRI, pun kata dia, akan tetap melakukan aktivitas seperti biasa pada Rabu (5/8). Sebab kata dia, pemerintahan di Lebanon, sejak Selasa (4/8), memutuskan untuk membuka kembali aktivitas perkantoran, setelah status penutupan wilayah (lockdown) akibat penanganan Covid-19.