REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sir Paul McCartney menceritakan tentang hari-hari terakhir The Beatles dan tembang “How Do You Sleep” yang ditulis mendiang John Lennon. Band rock legendaris yang dibentuk tahun 1960 terpaksa harus bubar tahun 1970 karena beberapa masalah.
Pencipta lagu “Yesterday” itu berbicara kepada majalah GQ Inggris, yang membahas tentang perpecahan The Beatles untuk artikel khusus edisi September.
"Saya kira ketika The Beatles bubar, mungkin ada kesalahpahaman yang membuat kami semua saling membenci. Sekarang saya sadar bahwa kami adalah keluarga, dan perbedaan pendapat, berselisih menjadi suatu hal yang lumrah terjadi di keluarga,” kata McCartney.
Alih-alih mengkritik rekan-rekan satu bandnya, gitaris The Beatles itu memilih menyalahkan manajer band Allan Klein sebagai pemicu perpecahan. Klein ditunjuk menjadi manajer pada Januari 1969, dan diangkatnya Klein bertentangan dengan keinginan McCartney kala itu. Meskipun Klein membantu band terhindar dari kerugian bisnis, dia juga mengambil bagian yang besar dari keuntungan dan memberikan hak rekaman The Beatles di Amerika Serikat.
McCartney memang selalu bersimpangan jalan dengan Klein. Akhirnya, untuk melepaskan diri dari pengaruh Klein, McCartney memilih menempuh jalur hukum yang akhirnya memecah perpecahan dengan John Lennon, dan dibubarkannya The Beatles.
"Itu adalah satu-satunya cara bagi saya untuk menyelamatkan The Beatles. Jika saya tidak melakukan itu, semuanya akan menjadi milik Allan Klein. Jadi saya berkata, baiklah saya akan menuntut Allan Klein,” kata dia.
Gugatan itu memakan waktu lebih dari empat tahun untuk diselesaikan dan The Beatles resmi bubar secara hukum pada Januari 1975. Namun itu memiliki dampak besar pada hubungan antara McCartney dan rekan bandnya, terutama Lennon dan istrinya Yoko Ono yang kini berusia 87 tahun.
McCartney kemudian membuka fakta baru tentang lagu “How Do You Sleep” yang ditulis Lennon. Selama ini, lagu itu dianggap sebagai bentuk kekecewaan Lennon kepada McCartney yang serta merta membubarkan The Beatles secara sepihak. Namun menurut McCartney, Lennon menulis lagu itu berada di bawah pengaruh Klein.
"Tampaknya lirik lagu itu dipengaruhi Allan Klein. Jadi mungkin saat itu Klein berkata: Mari kita jerat Paul dalam sebuah lagu. Dan hal-hal itu cukup menyakitkan,” ungkap Paul McCartney seperti dilansir dari laman People, Rabu (5/8).
Anehnya, bagi seorang penulis lagu paling sukses di dunia seperti McCartney, dia juga tidak kebal terhadap pengaruh luar. McCartney sempat berdiskusi dengan Lady Gaga tentang hal yang dibenci dari diri sendiri. Ia mengakui mulai menganalisa monolog internalnya sendiri dan bagaimana hal itu memengaruhi tulisannya.
Namun baginya itu tidak terlalu menjadi masalah dan bukan tanda kekalahan bagi dia. Malah dia anggap sebagai proses kedewasaan dalam berkarya.
"Setiap kali Anda menulis lagu, perasaan pesimis pasti muncul. Ini akan mengerikan atau tidak. Saya selalu membuang itu dan selalu memacu diri untuk bekerja lebih baik. Jika hasilnya mengecewakan, perbaiki. Terus berproses,” kata dia.