Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Pejabat pemerintah AS telah berulang kali menyatakan keprihatinannya mengenai TikTok yang dapat menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional jika data yang dikumpulkan pada pengguna AS berakhir di tangan pemerintah China.
Sementara itu, Founder TikTok, Zhang Yiming telah mengatakan bahwa mereka menyimpan data di luar China dan tidak akan membiarkan China merebut informasi tersebut.
Baca Juga: Bos TikTok Yakin Trump Cuma Mau Bunuh Aplikasinya, Bukan Membeli!
Zhang tidak secara langsung membahas perundingan dengan Microsoft, namun ia berfokus untuk mengucapkan terima kasih kepada karyawan karena harus menanggung kritik dalam beberapa hari terakhir.
"Banyak orang marah dengan beberapa tindakan pemerintah AS saat ini, dan ini menghasilkan banyak kritik pribadi terhadap saya. Namun, banyak orang salah paham tentang situasi saat ini, situasi yang kompleks," tulis Zhang dalam memo perusahaan sebagaimana dilansir dari CNN Business di Jakarta, Rabu (5/8/2020).
Zhang melanjutkan bahwa karyawan harus mengetahui bahwa perusahaan memang sebisa mungkin menerima persepsi yang salah di pasaran, serta sabar dan tidak membiarkan frustrasi jangka pendek menghalangi jalan mereka.
Dia pun mendesak karyawan untuk terus fokus pada peningkatan aplikasi, merangkul transparansi dan melindungi keamanan pelanggan.
"Ini membantu kami mendapatkan kepercayaan di seluruh dunia dengan pengguna, dan juga membantu orang lebih memahami kisah kami yang kompleks dan unik sebagai perusahaan global dengan pendiri China," tulis Zhang.
Sebelumnya, Zhang Yiming merasa pemerintah AS bukan benar-benar ingin membeli TikTok, tetapi mereka ingin menghilangkan TikTok dari pasaran. Karena itulah suasana kian memanas.