Kamis 06 Aug 2020 13:47 WIB

Warga Inggris Pilih Batalkan Liburan Ketimbang Pakai Masker

Studi: wisatawan Inggris tidak mau jika harus mengenakan masker selama berwisata.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Qommarria Rostanti
Wisatawan asing (ilustrasi).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Wisatawan asing (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Masa karantina selama pandemi Covid-19 memaksa setiap orang tetap berada di rumah. Tidak sedikit dari mereka yang membatalkan perjalanan liburannya.

Dilansir di laman the Guardian, Kamis (8/6), menurut sebuah survei dari YouGov, sebagian besar wisatawan Inggris memilih akan membatalkan liburan mereka. Pasalnya mereka tidak mau harus mengenakan masker di depan umum selama perjalanan.

Hasil dari survei itu, dua pertiga responden atau sebanyak 65 persen akan membatalkan jika masker masih diwajibkan setiap saat. Sementara itu, sebanyak 43 persen lainnta memilih akan membatalkan jika hanya diwajibkan di dalam ruangan. Sebanyak 70 persen responden akan membatalkan liburan jika mereka harus melakukan karantina saat kembali dari liburan.

Pandmei Covid-19 membuat industri pariwisata terus menghadapi pembatalan dan pemutusan hubungan kerja. Spanyol dihapus dari daftar destinasi perjalanan Pemerintah Inggris pada 26 Juli. Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia (WTTC) memperkirakan hilangnya 3 juta pekerjaan di seluruh sektor pariwisata Inggris dengan pembatasan yang tidak terkoordinasi sehingga menghalangi para pelancong.

Survei juga menemukan 93 persen responden wisatawan memilih akan membatalkan liburannya jika mereka harus menjalani karantina sesampainya di lokasi tujuan. Aturan tentang tindakan karantina dan masker berbeda-beda di setiap negara. Hal tersebut dapat mengubah mengenai tata cara berwisata tanpa peringatan.

Perbedaan aturan itu dikarenakan lonjakan kasus Covid-19 di beberapa wilayah. Hal itu bisa berimbas kepada batasan dan tindakan pengamanan untuk diberlakukan kembali. Wisatawan disarankan untuk membawa masker setiap saat, dan bersiap memakainya di depan umum dan di beberapa hotel.

Di Prancis, ada aturan denda bagi orang-orang yang tak menggunakan masker di tempat-tempat umum seperti taman, pasar, pusat kota, serta toko. Negara seperti Belgia, Italia, Jerman, Spanyol, dan Turki juga telah mewajibkan pemakaian masker di banyak ruang publik. Meski begitu, penegakan dan penerapan denda memiliki aturan yang bervariasi. Sementara di Belanda, Portugal, Swiss, dan Yunani, aturan wajib masker diberlakukan di angkutan umum.

Pemerintah Inggris memiliki aturan khusus bagi warga Spanyol yang diubah pada 26 Juli. Semua kedatangan ke Inggris dari Spanyol harus melakukan isolasi diri selama 14 hari. Banyak operator perjalanan dan maskapai penerbangan membatalkan sebagian besar hari libur dan penerbangan yang direncanakan untuk beberapa pekan mendatang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement