REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Gubernur Prefektur Aichi, Jepang mengumumkan 'masa darurat regional'. Dengan status ini, pemerintah daerah meminta warga membatasi pergerakan mereka demi menahan laju penyebaran virus corona.
Pada Kamis (6/8), Gubernur Hideaki Ohmura meminta semua toko ditutup atau ditutup lebih awal. Ia juga meminta masyarakat untuk tetap tinggal di rumah pada malam hari.
Langkah itu akan terus berlanjut hingga 24 Agustus yang bertepatan dengan hari libur Obon, di mana sekolah-sekolah dan kantor ditutup. Ibu kota Prefektur Aichi adalah Nagoya, lokasi kantor pusat perusahaan otomotif raksasa Toyota Motor Corp.
Ohmura mengatakan sejak pertengahan bulan Juli angka kasus infeksi virus corona di Aichi meningkat menjadi 100 kasus lebih per hari. Padahal, selama beberapa waktu angka kasus harian di prefektur itu sempat nol.
Peraturan pembatasan sosial dan penutupan aktivitas ekonomi yang pemerintah pusat Jepang terapkan bulan April lalu sudah dicabut secara perlahan-lahan. Sejauh ini, Negeri Sakura mengkonfirmasi hampir 42.700 kasus infeksi dan 1.000 kasus kematian.