REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menguatnya permintaan ekspor terutama dari China membantu pabrik-pabrik Jerman bangkit dari dampak pandemi virus corona. Walaupun level output masih di bawah tahun lalu.
Output industri terbesar di Eropa itu tumbuh 8,9 persen pada Juni dan mendorong ekspor meningkat sebesar 14,9 persen. Ini merupakan peningkatan terbesar secara bulanan dalam 30 tahun terakhir.
Pada Jumat (7/8) institut penelitian Ifo mengeluarkan hasil survei yang menunjukan optimisme industri. Pabrik-pabrik berekspektasi dapat melakukan ekspansi dalam tiga bulan ke depan, demikian dilansir Reuters.
Namun tidak semua negara ekspornya sudah pulih dari dampak virus corona. China, negara pertama yang didera pandemi melakukan pembelian lebih banyak 15,4 persen pada Juni 2020 dari eksportir Eropa dibandingkan Juni 2019.
Tapi permintaan dari Amerika Serikat (AS) yang masih mengalami gelombang wabah menyusut hingga 20,7 persen. Sementara itu perdagangan Jerman dengan Inggris juga menurun drastis.
Negeri Tiga Singa itu membeli 15,7 persen dan menjual 21 persen lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. Inggris salah satu negara yang paling terdampak di Eropa dan akan segera keluar dari pasar internal Uni Eropa.