Senin 10 Aug 2020 22:24 WIB

Australia Tutup Perbatasan Antarnegara Bagian Hingga Natal

Kasus kematian akibat Covid-19 di Australia melampaui rekor

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Pejalan kaki bermasker melintas di psat bisnis Melbourne, Australia, Rabu (22/7). Pemerintah Australia melaporkan rekor baru kasus Covid-19 di Victoria dan memicu kekhawatiran gelombang kedua.
Foto: James Ross/AAP Image via AP
Pejalan kaki bermasker melintas di psat bisnis Melbourne, Australia, Rabu (22/7). Pemerintah Australia melaporkan rekor baru kasus Covid-19 di Victoria dan memicu kekhawatiran gelombang kedua.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan kebijakan menutup perbatasan antara negara bagian tampaknya tidak dapat dicabut hingga Natal. Hal itu disampaikan saat angka kasus kematian Covid-19 dalam satu hari melampaui rekor sebelumnya.

Namun ada bukti peraturan pembatasan sosial yang ketat di Melbourne cukup berdampak pada jumlah kasus infeksi. Selama dua pekan terakhir tingkat pertambahan kasus infeksi harian di Negara Bagian Victoria mulai melambat.  

Baca Juga

"Saya lebih banyak berharap pada hari ini dibandingkan satu pekan terakhir," kata Morrison di Canberra, Senin (10/8).

Morrison meminta pemimpin-pemimpin negara bagian bekerja sama agar warga yang terlantar dapat pulang ke rumah masing-masing. Sistem pemerintah federal Australia membuat delapan negara bagian dan wilayah mengambil langkah yang berbeda-beda dalam menanggulangi pandemi virus corona. Sehingga sejumlah perbatasan antar negara bagian ditutup. Victoria, yang menaungi kota terbesar kedua di Australia yakni Melbourne telah menjadi pusat pandemi gelombang kedua.