Jumat 14 Aug 2020 02:58 WIB

Peningkatan Kasus Covid-19 di Yordania Mengkhawatirkan

Peningkatan kasus Covid-19 di Yordania terpusat di perbatasan dengan Suriah

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
warga Yordania menggelar aksi unjuk rasa namun tetap menggunakan masker cegah Covid-19. Pemerintah Kerajaan Yordania pada Kamis (13/8) menyampaikan peningkatan kasus virus corona atau Covid-19 di Yordania mengkhawatirkan.
Foto: EPA-EFE / ANDRE PAIN
warga Yordania menggelar aksi unjuk rasa namun tetap menggunakan masker cegah Covid-19. Pemerintah Kerajaan Yordania pada Kamis (13/8) menyampaikan peningkatan kasus virus corona atau Covid-19 di Yordania mengkhawatirkan.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pemerintah Kerajaan Yordania pada Kamis (13/8) menyampaikan peningkatan kasus virus corona atau Covid-19 di Yordania mengkhawatirkan. Hanya saja, Pemerintah menyebut situasi masih tetap terkendali.

Menteri Negara Urusan Media, Amjad Al-Adaileh meminta warga Yordania untuk menghindari pertemuan lebih dari 20 orang. Dia secara khusus berbicara kepada orang tua siswa sekolah menengah yang sedang menunggu hasil ujian pada Sabtu depan. Hal ini dilaporkan kantor berita negara PETRA.

Al-Adaileh mengatakan, jangan ada yang melanggar instruksi tersebut sebagai langkah untuk menghindari penyebaran Covid-19. "Jangan biarkan perayaan anda atas hasil sekolah berubah menjadi kemunduran pada tingkat epidemi," katanya, dilansir dari Arab News, Kamis (13/8).

Al-Adaileh mengatakan, warga Yordania dalam dua pekan jika mematuhi peraturan menjaga jarak sosial, maka akan memulihkan kendali atas penyebaran penyakit ini. Mereka juga bisa berkontribusi dalam mengembalikan tingkat infeksi virus secara lokal ke tingkat yang rendah.

Yordania secara keseluruhan mengalami penurunan kasus Covid-19. Infeksi baru tercatat lebih banyak terjadi di antara para pelancong yang datang dari luar negeri ke Yordania.

Namun, Kerajaan Yordania mencatat 25 kasus Covid-19 dalam dua hari terakhir, sebagian besar ada di persimpangan Jaber dengan Suriah. Kondisi ini telah mendorong Yordania untuk menutup perbatasannya dengan Suriah selama sepekan mulai Kamis ini.

Al-Adaileh mengatakan, belum ada keputusan yang dibuat tentang penerapan kembali jam malam. Dia juga menambahkan, tidak ada pejabat Yordania yang ingin kembali lockdown yang berdampak serius pada negara secara ekonomi, sosial dan emosional.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement