Jumat 14 Aug 2020 05:39 WIB

Bagaimana Nabi Muhammad Memandang Pemakaian Jimat?

Nabi Muhammad pernah mengeluarkan sikapnya soal orang memakai jimat.

Rep: Dewi Mardiani/ Red: Muhammad Hafil
Bagaimana Nabi Muhammad Memandang Pemakaian Jimat? Foto: Jimat dan rajah (ilustrasi).
Foto: Islam-institute.com
Bagaimana Nabi Muhammad Memandang Pemakaian Jimat? Foto: Jimat dan rajah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di masyarakat kita, azimat atau jimat masih dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai benda dijadikan jimat dan dipercayai memiliki kekuatan untuk berbagai tujuan.

Bentuk benda yang dijadikan azimat itu bisa dalam bentuk kertas yang ditulisi huruf-huruf tertentu, batu, batu mulia, cincin, dan lain-lain. Beberapa tujuan yang diinginkan biasanya, seperti untuk menolak bala, mengusir kekuatan setan, menambah kekuatan fisik, dan lain sebagainya.

Baca Juga

Azimat tersebut tergolong dalam bentuk musyrik yang dilaknat oleh Allah. Rasulullah pun tidak menyukai orang-orang yang menggunakan azimat. Bahkan, dia meminta mereka untuk membuangnya.

Berdasarkan kisah kutipan dari MB Rahimsyah dalam "Kisah Teladan dan Aneka Humor Sufi", disinggung mengenai sikap Rasulullah terhadap azimat yang disampaikan oleh Ibnu Amir al Jauhani.

Pada suatu hari, Rasulullah didatangi oleh satu rombongan yang terdiri atas sembilan orang. Mereka itu menghadap Rasulullah untuk masuk Islam, dan meminta beliau untuk membaiat mereka menjadi Muslim.

Tidak semua anggota rombongan itu dibaiatnya. Salah seorang dari mereka ditolak Rasulullah. Entah mengapa sebabnya, dan masalah ini tentunya mengundang pertanyaan dan menjadi tanda tanya mereka. "Wahai Rasulullah, yang lain ini kau baiat, tetapi mengapa yang seorang ini kau tolak?" tanya salah seorang di antara mereka. Rasulullah menjawabnya, "Karena dia menggunakan tamimah."

Tamimah adalah sebuah cincin dari batu mulia atau sejenisnya yang dulu biasa dipergunakan oleh orang-orang jahiliah untuk azimat atau penolak bala. Caranya adalah dengan mengenakan di jari tangan atau mengalungkannya di leher.

Dengan tersipu-sipu, orang yang merasa memakainya dengan diam-diam melepaskan tamimah yang dikenakannya. Baru setelah itulah, Rasulullah mau membaiatnya. "Barang siapa yang mengalungkan azimat, sesungguhnya ia telah musyrik," kata Rasulullah menjelaskan sikapnya kepada mereka.

Di kesempatan lain, Rasulullah melihat lagi seorang laki-laki mengenakan cincin yang terbuat dari kuningan di tangannya. Melihat hal itu, Rasulullah bertanya pada orang tersebut, "Apa ini?"Lelaki itu pun menjawabnya, "Azimat untuk menjaga diri."

Mendengarkan jawaban itu, Rasulullah pun mengatakan, "Buanglah! Sesungguhnya azimat itu tidak akan menambah kekuatan, bahkan akan menambah kelemahan. Jika nanti kau meninggal dan cincin itu masih kau pakai, kau tidak akan selamat buat selama-lamanya."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement