Sabtu 15 Aug 2020 05:03 WIB

Mengingat Arti Penting Hijrah

Hijrah adalah perjuangan yang didedikasikan untuk mencapai rahmat Allah.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ani Nursalikah
Mengingat Arti Penting Hijrah
Foto: wikipedia
Mengingat Arti Penting Hijrah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kata hijrah berasal dari "hajara" yang berarti, "pindah, berpisah, pergi." Dalam sejarah Islam, hijrah digunakan terutama untuk merujuk pada Emigrasi Nabi dan pengikutnya dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 M.

Menurut Profesor Shahul Hameed dalam About Islam, hijrah adalah pilihan yang disengaja dari Nabi di bawah bimbingan Ilahi untuk meninggalkan tanah penganiayaan mencari kebebasan, perdamaian, dan keamanan.

Baca Juga

"Sepanjang sejarah kita dapat melihat migrasi memainkan peran penting dalam sejarah semua agama, dan terutama Yudaisme, Kristen dan Islam. Migrasi Ibrahim dari Haran ke Kanaan, migrasi Musa ke Tanah Perjanjian, dan migrasi Yesus dari Galilea ke Yerusalem adalah contoh kasusnya," tulis Hameed. 

Semua ini merupakan perwujudan iman kepada Tuhan dan ketaatan pada perintah-perintah-Nya, meskipun bentuk spiritual mereka mungkin berbeda dalam tradisi agama masing-masing. Tanpa perpindahan penduduk yang besar, perang penaklukan, dan usaha misionaris, ketiga agama samawi Ibrahim tidak akan menjadi seperti sekarang ini.

Di Makkah, Nabi Muhammad menyerukan ajaran Islam. Hal ini memprovokasi kaum Quraisy yang berkuasa untuk melawannya, dengan tujuan menyingkirkannya.

Setelah masa cobaan berat yang berlangsung selama 13 tahun, Nabi dalam ketaatan pada perintah Allah memutuskan bermigrasi alias hijrah bersama para pengikutnya ke Madinah. Hal tersebut menunjukkan hijrah bukanlah sekadar pelarian dari penganiayaan, rasa sakit atau ketekunan. Tapi hijrah adalah perjuangan yang didedikasikan untuk mencapai rahmat Allah.

Akhirnya, para emigran mencapai keridhaan Allah, bersama dengan kebahagiaan abadi yang disiapkan untuk mereka oleh Allah, Yang Maha Penyayang. Jadi bagi Nabi dan umat Islam awal, hijrah menandakan transisi dari posisi lemah ke posisi kekuasaan. 

Bagi mereka, itu adalah transisi kehidupan di bawah sistem kesukuan penyembah berhala yang paling kasar, menuju tatanan sosial-politik yang progresif dan dinamis berdasarkan Ketundukan kepada Satu Tuhan Sejati alam semesta, Allah. 

Artinya, hijrah menandai tindakan umat Islam untuk membebaskan diri dari kungkungan sempit agama dalam arti sempit, menuju cara hidup yang komprehensif, agama universal yang sempurna. 

Kita harus menyadari hijrah bukan hanya sekadar perjalanan fisik Nabi dan sahabat dari Mekah ke Madinah; yang mana pada saat yang sama juga merupakan perjalanan spiritual. Ini pada dasarnya adalah pemisahan spiritual dari penganiayaan menuju kebebasan; dari keegoisan menjadi amal; dari ketakutan menjadi keberanian; dan dari kekerasan menuju perdamaian; dari pembangkangan dan penolakan untuk sepenuhnya mengandalkan Tuhan. 

Hijrah paling tegas adalah emigrasi dari pelanggaran hukum dan pembangkangan ke ketaatan damai dan ketaatan sepenuh hati pada hukum dan perintah Allah SWT. Ini adalah pelajaran bagi semua Muslim, tidak peduli di negara mana atau di usia berapa mereka hidup.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement