Ahad 02 Feb 2025 10:41 WIB

Industri Menggiurkan Berlimpah Cuan di Balik Menjamurnya Komunitas Hijrah

Komunitas hijrah terus berkembang di wilayah perkotaan

Salah satu kegiatan komunitas hijrah (ilustrasi)
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Salah satu kegiatan komunitas hijrah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ekspresi identitas agama di depan umum telah mendefinisikan lanskap perkotaan Indonesia selama satu dekade terakhir. Fenomena 'Hijrah' merupakan pusat dari pergeseran dari gaya hidup sekuler ke gaya hidup yang lebih taat beragama.

Didorong oleh para pengikut muda dan didukung oleh tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh, Hijrah dan gerakan-gerakan terkait telah berkembang seiring dengan perubahan lanskap politik dan pemerintahan di Indonesia, dan terus mendapatkan daya tarik di kota-kota seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya sejak akhir 1990-an.

Baca Juga

Dalam banyak kasus, memulai Hijrah berarti mengadopsi ajaran Islam yang lebih konservatif dan mengintegrasikannya ke dalam kebiasaan konsumsi, interaksi sosial, dan praktik media.

Proses ini sering kali ditandai dengan perubahan dalam hal pakaian, perilaku, dan sikap terhadap lawan jenis.

Pergeseran ini tidak hanya bersifat spiritual tetapi juga kultural, karena hal ini mendefinisikan ulang identitas dan keterlibatan individu dengan masyarakat.

Selama 15 tahun terakhir, tren Hijrah telah memunculkan komunitas-komunitas online dengan jumlah pengikut yang signifikan. Komunitas-komunitas tersebut secara aktif mempromosikan gerakan ini melalui postingan media sosial, podcast, kajian, dan pertemuan-pertemuan offline.

Dengan menggunakan data sekunder dari literatur ilmiah dan bahan-bahan dari buletin dan laporan kebijakan, makalah ini melihat lebih dekat pada fenomena Hijrah dan mengidentifikasi faktor-faktor utama yang berkontribusi terhadap daya tariknya.

Dengan mempertimbangkan popularitasnya yang berkelanjutan dan perdebatan publik yang sedang berlangsung, dapat dikatakan bahwa tren Hijrah kemungkinan besar akan terus berlanjut dan bahkan meluas di luar pusat-pusat kota tradisional.

Namun, sebagaimana dijelaskan lebih lanjut pada bagian selanjutnya, tren ini akan menghadapi tantangan yang semakin besar dari komunitas Muslim, termasuk dari pemerintah dan organisasi Islam arus utama seperti Nahdlatul Ulama (NU).

Salah satu catatan menarik tentang fenomena hijrah ini adalah kajian yang dilakukan Najwa Abdullah, peserta Visiting Fellow pada Program Studi Sosial dan Budaya Regional di ISEAS, Yusof Ishak Institute.

Dalam kajiannya bertajuk, The Hijrah Phenomenon: Shifting Urban Muslim Identities In Indonesia – Analysis, dikutip dari urasiareview, terungkap bahwa fenomena hijrah tak lagi sekadar menjadi identitas, tetapi juga industrialisasi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement