Ahad 16 Aug 2020 16:00 WIB

Penyebaran Covid-19 di Selandia Baru Meluas

Selandia Baru belum mewajibkan penggunaan masker

Red: Nur Aini
 Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern akan mengumumkan apakah akan memperpanjang karantina wilayah di kota terbesar di Negeri Kiwi. Ilustrasi.
Foto: EPA
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern akan mengumumkan apakah akan memperpanjang karantina wilayah di kota terbesar di Negeri Kiwi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, AUCKLAND -- Penyebaran virus corona baru di Selandia Baru masih terus bertambah, kata beberapa pejabat setempat, Ahad (16/8). Pemerintah Selandia Baru sempat mengendalikan penyebaran Covid-19, tetapi adanya 13 kasus baru membuat rencana penyelenggaraan pemilihan umum pada September mendatang jadi tidak pasti.

Selandia Baru pada awal 2020 berhasil menekan penyebaran Covid-19 sehingga penyakit itu tidak berujung jadi krisis kesehatan di Selandia Baru. Namun, pasien positif Covid-19 kembali ditemukan di kota terbesar Selandia Baru, Auckland, setelah pemerintah tidak melaporkan kasus baru selama 102 hari. Alhasil, pemerintah pun kembali memberlakukan karantina di kota tersebut.

Baca Juga

Jumlah pasien Covid-19 yang masih dirawat di Selandia Baru hari ini (16/8) mencapai 69 orang. Temuan itu dapat menjadi alasan bagi oposisi, kalangan konservatif, untuk mendesak pemilu 19 September ditunda. Hasil jajak pendapat menunjukkan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern dari Partai Buruh diyakini unggul dalam pemilu.

Ardern diharapkan akan menolak permintaan oposisi, tetapi keputusan resmi akan ia sampaikan pada Senin (17/8). Menteri Kesehatan John Hipkins saat jumpa pers, Ahad, mengatakan pemerintah masih bekerja untuk memastikan persediaan masker cukup. Sejauh ini, pemerintah hanya mengimbau penggunaan masker dan tidak mewajibkan masyarakat mengenakan alat tersebut.

"Kami dapat membuat itu (penggunaan masker) wajib dan mengerahkan seluruh aparat untuk menegakkan aturan itu, tetapi yang kita butuhkan adalah kesadaran penuh dari seluruh rakyat Selandia Baru," kata Hipkins.

Sementara itu di negara tetangga Selandia Baru, Australia, jumlah pasien positif perlahan turun, meskipun kasus positif di dua negara bagian terbesarnya, Victoria dan New South Wales masih tinggi. Jumlah kasus harian mulai berada di bawah 725, angka tertinggi yang ditemukan pada 5 Agustus. Melbourne, ibu kota Victoria, masih memberlakukan karantina ketat.

Menteri Kesehatan Australia Greg Gunt mengatakan jalan yang harus ditempuh otoritas di negara-negara bagian untuk mengendalikan Covid-19 masih panjang. Ia menyampaikan pernyataan itu sebelum Victoria mengumumkan jumlah kasus hariannya.

"Namun, ada tanda-tanda yang menunjukkan jumlah pasien mulai berkurang," kata Hunt saat diwawancarai Sky News.

Ia mengatakan pemerintah federal semakin dekat untuk menyepakati perjanjian produksi vaksin di Australia, yang kemungkinan berlangsung pada 2021.

"Saya, saat ini, jauh lebih optimistis," kata Hunt, tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement