REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Pandemi Covid-19 memang belum usai, namun bioskop di Amerika Serikat (AS) dan beberapa bagian lain di dunia perlahan-lahan menggeliat bangkit. Sebagian telah buka, menyambut penonton, dan kembali mendapat pemasukan.
Apa yang berubah di era pascapandemi? Jika sebelumnya angka penjualan tiket atau jumlah penonton menjadi tolok ukur kesuksesan, metrik tersebut kini menjadi kurang relevan. Pasalnya, pandemi menghadirkan beberapa protokol penyerta.
Bioskop yang kembali buka tentunya harus membatasi kapasitas untuk memastikan jarak fisik, yang berimbas pada jumlah tiket yang bisa dijual serta perolehan jumlah penonton. Pengelola bioskop juga mengandalkan penonton untuk promosi.
Dalam artian, bioskop amat bergantung pada pelanggan yang merasa aman saat menonton untuk memberi tahu calon penonton lain supaya datang ke bioskop di waktu selanjutnya. Dengan deretan kondisi itu, para distributor tidak terlalu bersemangat merilis film baru.
Sinema The SpongeBob Movie: Sponge on the Run dari Paramount serta Unhinged dari Solstice Studios sudah diputar di Kanada pekan ini. Permulaannya cukup lambat, hanya beberapa ratus di seluruh negeri dan direncanakan bertambah beberapa pekan mendatang.
SpongeBob mengumpulkan 900 ribu dolar AS dari 300 bioskop di Kanada, dan tidak akan tayang di bioskop AS. Sebagai gantinya, film animasi hadir di layanan video-on-demand premium sebelum bisa diakses di CBS All Access di bawah naungan ViacomCBS.
Debut Unhinged pada sejumlah bioskop yang sama di Kanada mengumpulkan pendapatan 582 ribu dolar AS. Perwakilan Solstice Studios mengatakan, angka penjualan tiket meningkat di bioskop drive-in dan layar yang berlokasi di area suburban.
Presiden dan CEO Solstice Studios, Mark Gill, mengatakan perolehan pekan pertama Unhinged adalah awal yang baik. Dia menyadari merilis film baru di waktu yang tak menentu ini sangat berisiko, tetapi pihaknya tetap percaya diri.
"Prinsip "perlahan tapi pasti" akan memenangkan pertandingan selama masa pandemi, kami yakin dapat menjaring audiens saat penayangan di AS akhir pekan berikutnya," kata Gill, yang mengatakan cerita dalam film lebih familier di AS.
Pakar box office menyoroti kerumitan pengukuran keberhasilan atau kegagalan sebuah film baru saat ini. Analis media senior di Comscore, Paul Dergarabedian, berpendapat industri film perlu mengacu pada pendekatan baru di masa sekarang dan mendatang.
"Kami perlu menafsirkan data yang dilaporkan melalui lensa pasar yang tidak biasa dan memang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Dergarabedian, dikutip dari laman Variety, Senin (17/8).
Buku pedoman konvensional tidak lagi berlaku untuk waktu yang sangat tidak konvensional. Perilaku menonton di sejumlah negara sudah berubah, begitu pula pengelola bioskop yang sepatutnya melakukan sejumlah adaptasi.
Saat ini, bioskop dalam ruangan di New York, Los Angeles, San Francisco, dan New Jersey (empat pasar terbesar di AS) masih tutup sampai waktu yang tak menentu. Karena penutupan, bioskop drive-in menjadi pilihan dan menjanjikan peluang.
Menurut Comscore, saat ini ada 1.386 dari 6.021 bioskop di AS yang buka, dan 316 di antaranya adalah drive-in. Rantai bioskop besar AMC, Cinemark, dan Regal belum membuka sebagian besar lokasinya, tapi menargetkan pembukaan akhir Agustus.
Film prapandemi seperti sinema fantasi Disney-Pixar Onward dan film thriller Universal The Invisible Man mendominasi beberapa layar yang tetap atau sudah buka. Beberapa judul lainnya adalah The Wretched dari IFC dan The Tax Collector dari RLJE Film.
Sepanjang sisa Agustus dan September 2020, studio akan terus menguji selera penonton bioskop. Hal itu penting untuk menyambut perilisan deretan film besar, termasuk Tenet, The New Mutants, dan jalan untuk sinema lainnya.
Analis box office di Exhibitor Relations, Jeff Bock, memprediksi deretan studio akan mempertimbangkan matang-matang kehadiran film mereka. "Apakah penonton siap untuk kembali ke bioskop? Itulah intinya," kata Bock.