Selasa 18 Aug 2020 15:44 WIB

Pencari Suaka di Kalideres Unjuk Rasa

UNHCR tidak pernah datang ke tempat pengungsian untuk mengecek kondisi pengungsi.

Rep: Akhmad Nursyeha/ Red: Bilal Ramadhan
Ratusan pencari suaka unjuk rasa di Posko Pengungsian Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (18/8).
Foto: Humas Polsek Kalideres
Ratusan pencari suaka unjuk rasa di Posko Pengungsian Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (18/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan pencari suaka di Posko Pengungsian Kalideres, Jakarta Barat bersikeras ingin melakulan long march sejauh hampir 20 kilometer ke Gedung UNHCR di Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat. Pengungsi asing itu menuntut pihak UNHCR yang dianggap menelantarkan nasib mereka yang masih terabaikan di Indonesia.

Sebelum melakukan long march, ratusan WNA asal Afrika dan Asia Timur itu berunjuk rasa di depan pengungsian gedung lama Kodim Jakarta Barat, Selasa (18/8) pagi WIB.

"Pihak UNHCR meminta agar unjuk rasa diganti saja dengan rapat video conference. Atau perwakilan saja yang datang ke UNHCR," ujar Kapolsek Kalideres, Kompol Slamet dikonfirmasi Selasa (18/8).

Slamet mengatakan, sebuah bus sudah disediakan pihak UNCHR. Maksimal 50 orang pengungsi diperbolehkan bertemu pihak UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugess). Namun, para pengungsi menolak dua opsi tersebut. Mereka tetap ingin longmars bersama-sama ke UNHCR.

Menurutnya, para pengunjuk rasa diminta tidak melakukan longmars hingga kantor UNHCR di Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat lantaran pandemi Covid-19 yang masih mewabah di wilayah Jakarta.

Sementara, salah seorang pengunjuk rasa Wahid Ali mengatakan, aksi unjuk rasa yang dilakukan para pengungsi itu karena pihak UNHCR tidak pernah datang ke tempat pengungsian untuk mengecek langsung kondisi mereka di sana pasca dua pengungsi yang dinyatakan positif setelah menjalani uji swab pada Rabu (22/7) lalu.

"Pihak UNHCR tidak datang sampai sekarang. Mereka bilang kita perwakilan suruh datang ke sana, tapi kalau mau ketemu kenapa tidak mereka saja datang ke sini," ujar Wahid saat dihubungi Selasa (18/8) siang WIB.

Menurutnya, para pengungsi sudah melakukan peretemuan virtual dengan pihak UNHCR, namun hingga sekarang pihaknya tidak kunjung datang ke lokasi pengungsian. "Karena kami sudah sering rapat dengan UNHCR lewat zoom atau perwakilan. Tapi mereka selalu bohong dan tidak tepati janji," kata Wahid.

Dalam unjuk rasa tersebut, terlihat polisi sudah mulai berjaga di sekitar lokasi bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan aparat TNI yang juga ikut mengamankan unjuk rasa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement