REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan alasan di balik penempatan PT Sarinah (Persero) ke dalam klaster BUMN pariwisata dan industri pendukung. Kata Erick, dengan berada di klaster pariwisata, Sarinah dapat bersinergi dengan kelompok pariwisata seperti travel, akomodasi, hiburan, kuliner dan ekosistem digital yang menjadi tambahan kekuatan Sarinah dalam mewujudkan transformasinya.
"Yang tak kalah penting bagaimana menjaga kekompakan antara pembuat kebijakan dan pelaku bisnis," ujar Erick saay pencanangan langkah perdana transformasi brand dan bisnis Sarinah di Gedung Sarinah, Jakarta, Selasa (18/8).
Direktur Utama Sarinah Fetty Kwartati menyampaikan inti tujuan dan strategi transformasi yaitu memaksimalkan potensi aset, pengembangan dan kurasi produk, meningkatkan daya saing Sarinah melalui rebranding dan repositioning inti unit usaha Sarinah antara lain ritel, properti, duty free, co-working space, perdagangan ekspor impor serta menciptakan ekosistem digital. "Yang juga krusial juga terkait peningkatan kualitas SDM," ucap Fetty.
Fetty mengatakan tren kebangkitan dan kecintaan pada produk lokal yang saat ini meningkat menjadi peluang besar Sarinah yang punya aset luar biasa dan berada pada posisi yang pas untuk memaknai semangat ini dan menjadikannya sebagai potensi bisnis yang likuid dan berkelanjutan.
"Pemugaran gedung Sarinah telah dimulai sejak keluarnya rekomendasi Tim Sidang Pemugaran Cagar Budaya provinsi DKI Jakarta awal Juni lalu dan diharapkan soft opening bisa dilaksanakan pada semester kedua 2021 dan Grand Opening pada Agustus 2021," kata Fetty.
Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Agung Budi Waskito selaku mitra investasi Sarinah yang juga melakukan kerjasama properti dan konstruksi meyakinkan pemugaran dan penyegaran Gedung Sarinah akan selesai Agustus 2021.