REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI) kembali memberikan tanggapan atas Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Jalan Proklamasi, Jakarta, pada Selasa (18/8) lalu.
Ketua Umum DPP GMNI, Imanuel Cahyadi, mengatakan pihaknya menghargai aksi KAMI yang membuat sebuah gerakan, yang merupakan satu fungsi dari demokrasi.
Namun yang menjadi catatan DPP GMNI adalah bentuk gerakannya. "Agar ini mengarah ke aksi-aksi yang kongkret, jangan hal-hal umum yang ujung-ujungnya hanya menghimpun kekesalan di tengah Covid-19 ini untuk diarahkan pada hal-hal tendesius di tengah Covid -19," katanya.
Terkait dengan penanganan Covid -19, Imanuel mengatakan, memang banyak juga catatan kritis terhadap pemerintah, seperti mengenai data yang amburadul dan banyak bantuan yang tidak menyentuh masyarakat terdampak Covid -19 yang membutuhkan, dimana ini lebih banyak masalah teknis.
Sehingga dalam hal ini, papar Imanuel, gerakan-gerakan mahasiswa juga membuat gerakan yang sifatnya sosial, dimana di satu sisi memang ini adalah momen kita tidak hanya menanyakan apa yang bisa negara berikan kepada kita tetapi apa juga yang bisa kita berikan kepada negara ini di tengah C Covid -19.
"Karena ini merupakan pandemi, ini sifatnya global, semua juga terdampak akibat Covid -19 ini. Jadi Covid -19 ini memang ujian kemanusiaan buat kita samua untuk sama-sama berkontribusi melakukan aksi nyata yang menyentuh pada masyarakat yang terpuruk akibat Covid -19 ini. Jadi kalau memang mau buat gerakan, buat gerakan yang konkret," kata Imanuel.
Apalagi, Imanuel melanjutkan, dalam aksi KAMI tersebut tampak saling berhimpitan di tengah pandemi Covid -19 tanpa memperhatikan protokol kesehatan.
Padahal, ujarnya, keselamatan yang menjadi prioritas pada situasi saat ini, namun sangat disayangkan justru diabaikan demi kepentingan-kepentingan yang sifatnya politis.
"Ini justru malah kontradiktif dengan protokol atau protap pemerintah yang dikeluarkan, termasuk protokol dari Gubernur DKI yang memperpanjang PSBB transisi," ucapnya.
Dia menyayangkan dimana tokoh-tokoh yang seharusnya memberikan contoh kepada mahasiswa, bukan justru sebaliknya. “Jangan sampai kegiatan-kegiatan kita malah menjadi cluster baru dan menjadi contoh orang supaya abai terhadap Covid -19 ini,” ujar dia.
Menurutnya, saat ini justru yang penting untuk ditumbuhkan adalah semangat yang positif, optimis, dan jangan membawa publik untuk memiliki semangat yang sifatnya justru pesimis terhadap kemajuan bangsa ke depan.
"Untuk itu kami dari DPP GMNI kemarin menilai bahwa, jangan sampai ada gerakan-gerakan yang sifatnya ini malah membawa pada polarisasi sisa-sisa residu dari Pilpres kemarin (2019)," tuturnya.