Jumat 21 Aug 2020 05:29 WIB

Pahala Memilih Pemimpin

Menurut Imam al-Ghazali, memilih pemimpin hendaknya yang memiliki syarat yang empat.

Warga mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara pemilihan umum (pemilu) legislatif dan presiden 2019 di Taman Suropati, Jakarta, Rabu (10/4).
Foto: Republika/Prayogi
Warga mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara pemilihan umum (pemilu) legislatif dan presiden 2019 di Taman Suropati, Jakarta, Rabu (10/4).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Dr KH Syamsul Yakin MA

Dalam kitab al-Ahkam al-Sulthaniyah, Imam al-Mawardi mengatakan bahwa kepemimpinan adalah satu tema yang bertujuan menggantikan kenabian. Fungsinya adalah menjaga agama dan mengatur urusan dunia. Oleh karena itu, mengangkat pemimpin bagi orang yang tinggal dalam satu negara hukumnya wajib berdasar ijma (kesepakatan) ulama.

Baca Juga

Terkait fungsi pertama, yakni menjaga agama, maksudnya  adalah memelihara keberlangsungan akidah yang fundamental, syariah yang permanen dan konsisten, dan akhlak yang memesona. Sedangkan terkait fungsi mengatur urusan dunia adalah ikut serta dalam memilih pemimpin  dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional.

Jadi memilih pemimpin itu berpahala. Alasannya, pertama, karena menjaga eksistensi kepemimpinan dalam suatu negara dan kekuasaan.  Ibnu Taimiyah  dalam al-Siyasah al-Syar’iyah mengatakan bahwa enam puluh tahun di bawah kepemimpinan seorang pemimpin yang zalim itu lebih baik ketimbang satu malam tanpa ada kepemimpinan.

Kedua, dengan adanya kepemimpinan,  masyarakat dapat menjalankan perintah Allah SWT, bekerja, belajar. Semua aktivitas ini baru dapat dilakukan apabila negara dalam keadaan aman, tidak ada perebutan kekuasaan, dan masyarakat di level bawah tunduk  terhadap pemimpin yang dipilih dengan cara yang sah berdasarkan kesepakatan bersama.

Hanya saja, Nabi SAW berpesan, “Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika kamu diberi (jabatan) karena meminta, kamu akan ditelantarkan, dan jika kamu diberi dengan tidak meminta, kamu akan ditolong.” (HR. Bukhari dan Muslim). Yang menolong tentu adalah masyarakat yang memilihnya karena  menyukainya.

Nabi SAW bersabda, “Sebaik-baik pemimpin kalian adalah kalian mencintai mereka dan mereka pun mencintai kalian. Kalian mendoakan mereka dan mereka pun mendoakan kalian. Sedangkan sejelek-jelek pemimpin kalian adalah kalian membenci mereka dan mereka pun membenci kalian, kalian mengutuk mereka dan mereka pun mengutuk kalian.” (HR. Muslim).

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement