REPUBLIKA.CO.ID, LISBON -- Paris Saint-Germain (PSG) yang disokong pemain bintang seperti Neymar dan Kylian Mbappe memburu gelar Liga Champions pertama kalinya di stadion tertutup di Lisbon, Senin (24/8) dini hari WIB. PSG akan menghadapi tim besar Bayern Muenchen yang dipimpin oleh striker haus gol, Robert Lewandowski.
Ini adalah pertarungan adu gengsi antara dua klub super Eropa. PSG ingin memungkaskan prestasi menanjak mereka dalam sepuluh tahun terakhir di bawah pemilik Qatar, sedangkan Bayern berambisi mengangkat trofi ini untuk keenam kalinya.
Kesempatan seperti itu pantas untuk dimainkan di depan stadion yang penuh sesak, namun Estadio da Luz yang berkapasitas 65 ribu kursi nanti akan kosong melompong. Tidak ada penonton yang boleh masuk, seperti yang telah terjadi sepanjang turnamen 'Final Delapan' yang baru kali ini terjadi akibat pandemi virus corona.
"Memang benar akan aneh bermain secara tertutup. Kami ingin dihadiri pendukung kami di sana tetapi saya tahu mereka mendukung kami di mana pun mereka berada. Tapi ini tetap Liga Champions," kata Mbappe dalam konferensi pers virtual seperti dikutip AFP, Ahad (23/8).
Liga Champions sempat ditangguhkan selama lima bulan sebelum akhirnya dilanjutkan awal Agustus lalu. Di mana, pertandingan yang biasanya dua leg saat perempat final dan semifinal, kini cukup diselesaikan dengan satu leg saja.
"Anda masih bisa merasakan ketegangan itu. Semua orang ingin menang, terutama dengan format yang tidak biasa ini. Semua orang akan mengingat ini untuk waktu yang lama mengingat peristiwa-peristiwa tragis yang menyelimutinya," tambah Mbappe.
Sementara atmosfer di lapangan tidak akan nyata untuk ratusan orang yang dibolehkan hadir, pertandingan ini menjanjikan hal yang menarik karena mempertemukan dua tim yang dominasi domestiknya hampir total dan keduanya adalah menang meyakinkan dalam semifinal.
Tercatat sejarah
PSG memastikan tempat mereka pada final Liga Champions pertamanya setelah menggebuk RB Leipzig 3-0. Mereka adalah wakil Liga Prancis pertama yang mencapai sejauh ini sejak Monaco mencapainya pada 2004 dan bisa menjadi tim kedua dari Ligue 1 yang merengkuh anugerah terbesar klub sepak bola Eropa itu setelah Marseille pada 1993.
"Inilah alasan saya datang ke sini. Saya selalu mengatakan bahwa saya ingin mencatat sejarah negara saya. (Ini) kesempatan lain untuk melakukan hal itu," kata Mbappe.
Jika PSG mewakili nouveau riche atau orang kaya baru, Bayern adalah salah satu raksasa tradisional benua itu. Ini merupakan final Liga Champions ke-11 mereka.
Lima kemenangan terakhir mereka terjadi pada 2013. Empat starter dari tim yang menang 2-1 dalam final melawan Borussia Dortmund di Wembley -penjaga gawang Manuel Neuer, Jerome Boateng, David Alaba dan Thomas Mueller- bermain lagi dalam final kali ini kendati Boateng diragukan tampil karena cedera hamstring.
Ketika pada 1974 Bayern menjuarai Piala Eropa pertamanya, tim PSG muda baru saja promosi ke papan atas Prancis. Mengesampingkan masa lalu mereka yang beda jauh, Bayern sekarang tampil sebagai tim paling tangguh di Eropa.
Kemenangan 3-0 mereka pada semifinal atas Lyon adalah kemenangan ke-20 berturut-turut mereka. Mereka tidak terkalahkan dalam 29 pertandingan sejak Desember tahun lalu di bawah asuhan pelatih Hansi Flick.
Musim ini mereka sudah mengantongi gelar juara liga dan Piala Jerman. Gelar liganya pun merupakan gelar Bundesliga kedelapan berturut-turut.
Mereka telah memenangkan semua dari 10 pertandingan Liga Champions mereka musim ini, dengan mencetak 42 gol. Termasuk, kemenangan 7-2 atas Tottenham Hotspur dan 8-2 atas Barcelona dalam perempat final.