REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Dua orang warga Lampung berdasarkan hasil swab dinyatakan positif mengidap Covid-19, setelah melakukan perjalanan dari DKI Jakarta. Kedua orang tersebut masih dirawat di rumah sakit di Kota Metro dan Kota Bandar Lampung.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Lampung dr Reihana mengatakan, terdapat penambahan tiga pasien positif Covid-19 pada Senin (24/8). “Ada penambahan tiga kasus konfirmasi positif, satu dari Lampung Timur, dan dua dari Kota Bandar Lampung,” kata Reihana dalam keterangan persnya di Bandar Lampung, Senin (24/8).
Dia menjelaskan, dua kasus dari Kota Bandar Lampung, yakni pasien 363 seorang lelaki berusia 51 tahun dari Kabupaten Lampung Timur. Pasien tersebut merupakan pelaku perjalanan dari DKI Jakarta. Sehari-hari, ujar dia, pasien bekerja sebagai pengemudi penyewaan mobil. “Saat ini pasien masih menjalani isolasi di rumah sakit Kota Metro,” katanya.
Sedangkan pasien 364 laki-laki berusia 46 juga terkena positif Covid-19, setelah melakukan perjalanan ke zona merah DKI Jakarta. Pasien ini diketahui sedang melakukan kegiatan di ibu kota, dan setelah pulang ke Lampung mengeluhkan sesak napas, dan batuk.
Saat ini, kondisi pasien mendapat perawatan di ruang isolasi di rumah sakit swasta Kota Bandar Lampung.
Reihana yang juga kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lampung mengatakan, seorang pasien lagi berasal dari Kota Bandar Lampung. Pasien 365 laki-laki berusia 48 tahun dari Bandar Lampung. Pasien ini merupakan kontak erat dengan pasien (positif) 350. Saat ini dirawat di rumah sakit Kota Bandar Lampung.
Berdasarkan data Dinkes Provinsi Lampung, Senin (24/8), jumlah suspek 415 orang, 5 kasus baru, 410 kasus lama. Sedangpan pasien positif 365 orang, 3 kasus baru, 362 kasus lama. Pasien yang meninggal dunia 14 orang. Sedangkan yang selesai isolasi atau sembuh bertambah 1 orang menjadi 295 orang.
Reihana mengatakan, belakangan ini terdapat istilah baru dalam penanganan Covid-19 yakni happy hypoxia
atau pasien yang kekurangan oksigen, yang sering dialami pasien covid tanpa gejala. Ciri-cirinya yakni hilang indera penciuman, hilang indera perasa waktu makan.
“Jika (ada seseorang) mempunyai gejala tidak bisa mencium bau, dan indera pengecapnya tidak ada rasa saat maka, segera diperiksakan ke dokter atau rumah sakit,” katanya.
Selain itu, ia mengatakan happy hypoxia yang rata-rata mengena pada orang tanpa gejala tersbeut, juga merasakan sesak napas. Untuk itu, ketika pasien diisolasi mandiri atau di rumah sakit, sesering mungkin memeriksakan kondisi oksigen yang ada di tubuhnya.