REPUBLIKA.CO.ID, PANAMA CITY — Asosiasi Perawat Panama (Anep) dan sejumlah petugas medis lainnya melakukan demonstrasi damai yang berlangsung dalam beberapa hari terakhir, dimulai sejak Ahad (23/8). Mereka menggelar aksi unjuk rasa guna menuntut beberapa jaminan terkait profesi di tengah pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini.
“Meski kami telah mengirim catatan, komunikasi, dan mengadakan pertemuan dengan pihak berwenang untuk menjelaskan kekhawatiran dan situasi kami, kami tidak merasa bahwa mereka memberi kami atau masyarakat keamanan yang kami butuhkan," ujar Anep dalam sebuah pernyataan dilansir Telesure English, Rabu (26/8).
Anep bersama petugas medis akan melakukan aksi protes damai hingga Rabu (26/8) untuk menuntut peralatan biosekuriti yang lebih baik. Mereka juga menuntut lebih banyak persediaan alat perlindungan pribadi (APD) yang dibutuhkan di tempat mereka bekerja, khususnya selama pandemi Covid-19. Mayoritas demonstran bertugas di lembaga-lembaga yang dikelola negara.
Menurut pernyataan Anep, empat perawat sejauh ini telah meninggal dunia setelah tertular Covid-19. Hal ini terjadi karena kelangkaan sumber daya yang dibutuhkan untuk petugas medis yang menjadi garda terdepan selama pandemi.
Pada hari kedua protes, para perawat juga menuntut pembayaran gaji yang tertunda dan jam kerja yang lebih adil. Mereka juga meminta sarung tangan, masker wajah, dan baju medis berkualitas.
Para pengunjuk rasa menjaga jarak sosial dan tindakan pencegahan lainnya terhadap virus. Anep juga memulai kampanye di media sosial untuk meminta dukungan dari serikat pekerja kesehatan lainnya.
Hingga Rabu (26/8), Panama mencatat 88.381 kasus Covid-19 dan 1.919 kematian akibat penyakit ini. Sementara itu, jumlah pasien yang dinyatakan pulih adalah 62.759 orang.