Rabu 26 Aug 2020 15:19 WIB

Oposisi Korsel: Moon Jae-in Bahayakan Diplomasi Dengan AS

Moon Jae-in dinilai bermain api dengan mulai merapat ke China.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in
Foto: Kim Ju-sung/Yonhap via AP
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin oposisi pemerintah Korea Selatan (Korsel) mengatakan Presiden Moon Jae-in membahayakan hubungan baik dengan Amerika Serikat (AS). Sebab presiden dari sayap moderat itu ingin mempererat hubungan dengan China.

Dalam sebuah wawancara, ketua partai oposisi Korsel, United Future Party, Joo Ho-young mengatakan demi memperkuat hubungan antar negara tetangga, Moon terlalu menghormati China. Menurutnya langkah tersebut dapat membahayakan hubungan Korsel dengan AS.

"Moon terlalu peduli dengan amarah Beijing, dan hasilnya Seoul menjadi pasif ketika terlibat dalam strategi AS di Indo-Pasifik," kata Joo seperti dilansir dari South China Morning Post, Rabu (26/8).

Ia menyinggung tentang upaya pemerintahan Presiden AS Donald Trump memperkuat kerja sama ekonomi dan keamanan di Asia. Kelompok progresif mengkritik pemerintahan Moon yang bungkam saat terjadi penindasan terhadap demokrasi di Hong Kong.

"Tentu sulit bagi Seoul untuk sepenuhnya terlibat dalam kebijakan AS menahan gerakan Cina, tapi bila kami ingin mempertahankan persekutuan dengan AS, kami harus memainkan peran tertentu dalam rencana keamanan regional AS," tambah Joo.

Kantor kepresidenan menyerahkan permintaan komentar ke Democratic Party yang berkuasa. Juru bicara partai tersebut mengatakan New Southern Policy (NSP) yang dicanangkan Moon tumpang tindih dengan strategi AS.

Juru bicara itu menambahkan saat ini pemerintah Korsel sedang 'mendiskusikan dan menegosiasikan kepentingan bersama' di kawasan dengan Washington. NSP adalah inisiatif diplomatik pertama Korsel yang fokus pada Asia Tenggara dan India.

Seoul sempat berselisih dengan Washington karena pemerintahan Trump menuntut Korsel membayar sebagian besar biaya untuk mendanai pasukan AS yang berada di Semananjung Korea. Selain juga karena Presiden Cina Xi Jinping juga dikabarkan akan mengunjungi Korsel.

Pada pekan lalu Direktur Kantor urusan Luar Negeri Partai Komunis Cina Yang Jeichi mengunjungi Busan untuk membahas hal itu. Tapi pertemuan kedua pemimpin negara Asia tersebut tampaknya akan ditunda karena pandemi virus Corona di Korsel belum berakhir.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement