Rabu 26 Aug 2020 16:20 WIB

Uji Klinis Vaksin Merah Putih Ditarget Mulai Awal 2021

Pengembangan vaksin merah putih kini sudah mencapai 40 persen.

Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat.
Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengharapkan uji klinis vaksin Merah Putih bisa dimulai pada awal 2021. Hal itu disampaikan Menristek Bambang dalam seminar Thee Kian Wie Lecture Series V.

"Kita berharap upaya ini tahun depan sudah menunjukkan hasil baik melalui uji klinis yang kita harapkan bisa berlangsung awal tahun depan maupun produksi skala besar yang kita harapkan bisa dilakukan setelah uji klinis 1-3 selesai," kata Menristek Bambang dalam seminar virtual, Jakarta, Rabu (26/8).

Baca Juga

Bambang menuturkan saat ini diperkirakan persentase perkembangan pengembangan vaksin Merah Putih sekitar 40 persen dari seluruh proses. Tim dari Eijkman sedang menghasilkan antigen, kandidat bibit vaksinnya sendiri yang nantinya akan diujicobakan kepada sel mamalia dalam skala lab.

"Kemudian sesudah itu dilakukan uji terhadap hewan atau mamalia itu sendiri sebelum nantinya diserahkan kepada Bio Farma untuk diproduksi dan kemudian uji klinis untuk manusia," ujar Bambang.

Untuk mempercepat diperolehnya vaksin, pemerintah Indonesia menjalin kerja sama dengan pihak luar negeri dan mengembangkan vaksin buatan sendiri. Menristek Bambang mengatakan, pengembangan vaksin Merah Putih juga menjadi krusial dalam rangka membangun kemandirian vaksin bangsa Indonesia.

"Kita juga harus menjaga kemandirian dari vaksin itu sendiri artinya Indonesia dengan penduduk 260 juta sampai 270 juta orang tidak boleh hanya bergantung kepada vaksin yang sudah siap di luar negeri, kita harus punya kemampuan tidak hanya memproduksi vaksinnya tapi juga melakukan penelitian dan pengembangan bibit vaksin dan itu sudah dilakukan oleh Lembaga Eijkman dengan vaksin Merah Putih," kata Menristek Bambang.

Riset dan pengembangan vaksin Merah Putih dipimpin oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dengan menggandeng sejumlah pihak dan institusi termasuk PT Bio Farma. Vaksin Merah Putih dikembangkan dengan platform protein rekombinan dan dengan menggunakan isolat virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang beredar di Indonesia.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement