Kamis 27 Aug 2020 09:54 WIB

PM Lebanon: Virus Corona Bisa tak Terkendali

Kasus Covid-19 naik dua kali lipat selama dua pekan pascaledakan di pelabuhan Beirut

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
 Seorang penumpang tiba di bandara internasional Rafic Hariri saat pembukaan kembali di Beirut, Lebanon. Kasus Covid-19 naik dua kali lipat selama dua pekan pascaledakan di pelabuhan Beirut. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE / WAEL HAMZEH
Seorang penumpang tiba di bandara internasional Rafic Hariri saat pembukaan kembali di Beirut, Lebanon. Kasus Covid-19 naik dua kali lipat selama dua pekan pascaledakan di pelabuhan Beirut. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT - Perdana menteri sementara Lebanon Hassan Diab pada Rabu (26/8) mengatakan pandemi virus corona di negaranya bisa tak terkendali setelah penularan virus meningkat pascaledakan di Beirut pada 4 Agustus. Kasus Covid-19 bertambah dua kali lipat selama dua pekan setelah ledakan itu.

Wabah corona menyebar di rumah-rumah sakit, tempat para korban ledakan dirawat, kata kalangan medis. "Kasus meningkat dalam jumlah besar, dan kalau ini berlanjut, kita akan kehilangan kendali atas epidemi ini," kata Diab melalui pernyataan yang dikeluarkan oleh Dewan Pertahanan Agung.

Baca Juga

Lebanon pada Rabu mencatat 557 pengidap baru Covid-19 dan satu kematian. Sehari sebelumnya, 12 orang meninggal akibat penyakit itu. Menteri kesehatan untuk pemerintah sementara Lebanon, Hamad Hassan, mengatakan daya tampung rumah sakit perlu ditingkatkan dalam menghadapi peningkatan kasus corona.

Pemerintah pada Jumat (21/8) memberlakukan karantina wilayah sebagian untuk membendung penularan virus di masyarakat. Namun penguncian tersebut, termasuk penerapan jam malam mulai pukul 18.00 hingga 06.00, masih memperbolehkan warga untuk membersihkan reruntuhan, melakukan perbaikan, dan mengantarkan bantuan di lingkungan yang terkena dampak ledakan.

Bandara akan tetap beroperasi. Calon penumpang diharuskan menjalani tes PCR sebelum terbang dan saat tiba di negara tujuan.

Di tengah kekhawatiran atas peningkatan kasus, serikat pemilik hotel, bar, kafe, dan restoran mengatakan akan mendorong anggotanya untuk tidak memedulikan aturan jam malam. Sikap serikat itu dikritik oleh Menteri Dalam Negeri Mohammed Fahmi. Ia mengancam pasukan keamanan akan mengambil tindakan.

Sebuah aplikasi pesan-antar makanan yang populer mengatakan akan memulai kembali pengiriman hingga pukul 23.00. Pada Rabu, presiden sementara Michel Aoun mengatakan komite virus corona yang dibentuk pemerintah sedang membahas langkah untuk membuka kembali bisnis secara aman, mengingat kegiatan itu sangat penting bagi ekonomi.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement